Advertisement

Advertisement

Tentang Wisata Mistis

Wisata Mistis adalah sebuah wadah perkumpulan atau komunitas yang memiliki kesamaan hobi dan minat, yaitu bertualang,menginvestigasi dan meluruskan mitos-mitos yang beredar di Indonesia. Komunitas ini didirikan pada tanggal 10 April 2011.

Ekspedisi Wisata Mistis "Menguak Sisi Mistis Keindahan Tebing Keraton"

komunitas wisata mistis kali ini mengadakan ekspedisi ke salah satu tempat dataran tinggi di bandung utara, bisa di bilang kawasan wisata ini baru di kenal karena keindahaan panoramanya. Di tempat itu kita bisa melihat hamparan pohon pinus layaknya permadani, tempat itu dikenal dengan Tebing Keraton

Ekspedisi Sumedang 1001 Misteri Museum Geusan Ulun dan Gunung Kunci

Kabupaten yang terkenal dengan tahu sumedangnya yang gurih dan nikmat ini, ternyata menyimpan beribu-ribu misteri didalamnya.

Menelisik Lebih dalam soal Patung Pastor Verbraak Taman Maluku

Menelisik lebih jauh soal keberadaan Patung Pastor ditaman Maluku, Bandung. Taman yang juga menjadi menjadi salah satu paru-paru Kota Bandung ini menyimpan sebuah kisah simpang siur soal ke beradaan Patung Pastor Verbraak

EKSPEDISI WISATA MISTIS "MENELISIK MISTERI DAN SEJARAH DI DALAM GUNUNG PUNTANG"

Wisata Mistis mencoba melakukan ekspedisi ke salah satu lokasi di Bandung Selatan, lokasi ini sering termasuk dalam bumi perkemahan selain itu memiliki sejarah yang cukup tinggi, diantaranya terdapat bekas (runtuhan) bangunan radio pertama, serta sisa bangunan-bangunan lainnya yang merupakan bekas rumah pejabat belanda dulu, di sekitar lokasi juga terdapat Gua Belanda .

Tampilkan postingan dengan label indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label indonesia. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Agustus 2016

[Special-Event] Anniversary Perdana Wisata Mistis Pariaman "Ketek Gadang Jo Samba Randang"

Alhamdulillah puji syukur pada Allah SWT, sehingga Wismis Pariaman bisa berdiri satu tahun jua, yang sudah senang kita jalani bersama dan terimakasih bagi masyarakat yang mensuport kami sehingga saat ini.

Special Event Anniversary
Untuk Menyambut Ultah Perdana kami membuat sebuah ivent yang hanya khusus kami selenggarakan, beragam agenda yang kami tambahkan guna menambah tumbuhnya semangat dan sekaligus memperkenalkan tempat-tempat wisata unik yang berbeda dari wisata pada umumnya  yang berapa di kota pariaman, bagi yang penasaran dengan hasil dokumentasi kami yuk klik.

Silahkan nonton dan klik yang di bawah sekarang.



"INDAK KAYU NAK JANJANG DIKAMPIANG"
Sampai Jumpa di Wisata Mistis Selanjutnya :)


Minggu, 27 Maret 2016

[Video] Wisata Mistis Pariaman - Sejarah Batu Bajunjuang


Sebuah daerah yang berada di Sumatera Barat tepatnya sungai garinggiang, Kab. Padang Pariaman yang memiliki sebuah cerita legenda masyarakat konon kisah tersebut terjadi pada zaman dahulu, kisah tersebut menceritakan sebuah batu besar yang dikenal sebagai Batu Bajunjuang.
Apa itu Batu Bajunjuang...?
Saksikan Video Dokumentasi Ekspedisi Wisata Mistis Pariaman "Sejarah Batu Bajunjuang" berikut ini!

Sabtu, 28 November 2015

Misteri dibalik keindahan Bukti Semar Bahar, Muaro Jambi ~ Wisata Mistis Bahar

Wisata Mistis Bahar
Bukit semar yang terletak di Desa mekar  jaya, Kecamatan Bahar Utara, Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, yang jauh dari keramaian warga tersimpan misteri yang menjadi perbincangan masyarakat sekitar. Letak kawasan bukit semar yang jauh dari keramaian penduduk, ditambah keindahan nya alam nya  membuat setiap orang yang pernah datang ketempat tersebut ingin mengunjungi , ternyata di balikan keindahan tempat tersebut ternyata tersimpan misteri dan mitos yang berkembang di masyaratkat sekitar, yang dimana menurut penuturan masyarakat sekitar sering terlihatnya  ada perwujudan sesesok semar, dan juga terdapat pertilasan macan putih selain itu terdapat juga perkampungan hunian yang di tutupi oleh selimut ghaib yang tidak terlihat, dikarenakan hal tersebut tersebut bukti semarang sering juga menjadi perbicang khalayak banyak selain dari keindahnya juga dari sisi mitos dan misteri didalamnya. Mendengar penuturan tersebut membuat tim wisata mistis menjadi penasaran untuk mengungkit dan mengungkap mitos yang beredar di masyarakat tersebut.
Akhirnya Hari sabtu Tanggal 14 november 2015, tepat nya pukul 19.00 WIB tim wisata mistis mengunjungi tempat tersebut di sambut dengan antusias warga sekitar yang berondong- bondong datang  untuk menyasikan dan menjadi peserta di ekspedisi Wisata Mistis Bahar  di awal kegiatan Team wisata mistis pun melakukan brieffing  untuk persiapan acara.

Brieffing
Pukul  20.00 WIB team wismis mulai membuka acara dan para peserta yang ingin ikut penelusuran wisata mistis dan merasakan panorama malem kawasan bukit semar , team  wismis pun  membagi peserta dalam 4 kelompok, 
Masing-masing tiap kelompok di pimpin oleh pemandu wisata mistis, dan team wismis pun melakukan penelusuran bersama peserta untuk menjelaskan dari sisi sejarah maupun informasi yang didapat kan.
Persiapan Penelusuran
Peserta pun di bagi menjadi 4 kelompok

Penelusaran pertama di pertilasan macan putih,peserta merasakan energi yang panas,baik telapak tangan dan seluruh badan.dan sebagian peserta melihat melihat sesosok perwujudan dari macan putih dengan tubuh besar dengan mata berwarna merah.
Terus kami melanjutkan kepenelusuran ke yaitu areal perkampungan bunian yang dimna tempat ini paling jauh jarak tempuh nya dengan penelusuran pertama,di penelusaran kedua peserta merasakan energi yang sangat kuat, peserta pun merasakan sakit kepala dan sebagian peserta ada melihat cahaya merah seperti bola api yang berpindah- pindah.>
Dan kami pun melanjutkan ke penelusuran yang terakhir,dan penelusran terakhir ini dimana tempat ini lah yang akan kami ungkapdan investigasi tentang mitos-mitos selama ini yang sering di bicarakan oleh masyarakat sekitar di areal bukit semar, Kami pun mulai melakukan penelusuran team pun berkomunikasi dengan para peserta agar peserta bener-bener merasakan energi yang ada di bukit semar, peserta merasakan energi dingin seperti putaran angin dan sebagian yang merasakan energi panas di sekitar telapak tangan , peserta pun ada yang melihat sesosok perwujudan seperti pewayangan dan jaga melihat sesosok wanita berambut panjang memakai baju putih dengan muka ancur

Acara selanjutnya kembali dengan pengungkapan misteri bukit semar dengan mediumisasi atau mencoba berinteraksi untuk mencari informasi dari sisi metafisik ,team pun mulai melakukan mediumisasi dengan anggota metafisikdi bantu oleh mediator, team metafisik berkomunikasi dengan penghuni areal bukit semar, team mitafisik melakukan investigasi penggungkapan dengan media mediator, mediator pun mengalami proses kemasukan dari penghuni bukit semar, Dan salah satu team wismis menanyakankan beberapa infomasi tentang mitos dan misteri yang berada di tempat ini benar atau tidak dari sisi mereka , mediator pun berbicara dengan nama KI semar, dengan umur 1500 tahun, dengan perwujudan pewayangan semar tujuan di tempat ini katanya sesesok jin khorim yang menyukai dari sifat dan jenis sesosok pewayangan semar, dan mediator pun memberikan saran dan pesan kepada masyarakat sekitar dan masyarakat luar, Bila ingin menikmati indah ny bukit semar hendaknya jangan melakukan maksiat yang di larang oleh agama,s aran dari penghuni bukit semar adalah jangan mengotori tempat ini, sebagaimana jika rumah kita di kotori oleh orang lain bagaimana perasaan kita, hendak nya kita saling menjaga keindahan bukit semar ini,

Dan sosok yang masuk ke raga mediator pun memberikan sebuah benda untuk team wismis sebgai ucapan terimakasih karena turun membantu sebagai penghubungan dan pemberi informasi soal keadaan di bukti semar, benda tersebut berbentuk keris pewayangan semar. di sisi lain salah satu team wisata mistis pun mulai melukis beberapa sosok yang tampak saat Ekspedisi tersebut, Hasil dari mediumisasi tersebut adalah menjelaskan perwujudan sesosok pewayangan semar dan sebelah nya ada sesosok wanita berambut panjang dan wajah nya hanjur berantakan

Hasil Sketsa
Setelah melakukan mediumisasi acara selanjutnyayaitu UJI  NYALI ,dimana peserta diberikan  penerangan berupa lilin, ada 4 orang  peserta UJI NYALI yang turut serta pada ekspedisi kali ini dan akan kita ajak kedua tempat pertilasan macan putih dan kampung Bunian, Hasil nya kedua peserta melihat sesosok tinggi besar berbulu dan bermata merah,dan melihat cahaya seperti bola api melintas di depanya nya yang di kelilingi pohon sawit, Dari hasil ekspedisi kami dapet pelajaran yang dapat kami simpulakan tentang bukit semar ini, sejarah singkat tentang bukit semar ini adalah bukit yang paling tinggi diantara bukit-bukit yang lain nya,sehingga kita dapet memandang luas daerah lain dari ketinggian bukit semar ini, sehingga setiap orang inggin merasakan terhanyut dengan keindahan pemandangan bukit semar, Mitos yang tersembunyi dari areal kawasan bukit semar ini adalah disini memang ada sesosok perwujudan semar tapi dari golongan bangsa jin yang menyerupai perwujudan dari pewayangan semar, Golongan bangsa jin ini  tertarik dengan perwujudan pewayangan semar baik dari pakian sampai cara dia berinteraksi dengan mahluk alam lainnya, Pesan moril nya yang di sampaikan kepada masyarakat dari team wismis adalah tetaplah menjaga etikaan budaya dan adat istiadat,dan tetaplah menjaga tempat ini jangan sampai di kotori dengan perbuatan yang mengundang maksiat, Tetep beradat pada pegangan agama kita, jangan lah kita muda tertipu daya oleh golongan setan dan bangsa jin sehingga kita dapet melupakan tuhan kita sendiri yang maha ESA, Unsur budaya dan sejarah team wismis jelaskan bahwa kawasan bukit semar masih ada tersimpan budaya kita seperti keris pewayangan semar ini adalah salah satu peninggalan budaya indonesia yang perlu kita lestarikan dan angkat ke hadapan masyarakat umum, dan jangan sampai budaya indonesia yang kita miliki hilang atau lenyap di telan alam.


Untuk menyaksikan video Ekspedisi Misteri dibalik keindahan Bukti Semar Bahar, Muaro Jambi , Klik link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=Eb82fNvuIQo

Selasa, 10 November 2015

[Video] Wisata Mistis Pariaman - Desa Lain Kurai Taji


[WISATA MISTIS PARIAMAN]
Present.


Pada tanggal 3 Oktober 2015, Wisata Mistis Pariaman mengadakan Ekspedisi ke suatu Desa yang bernama "Desa Lain Kurai Taji" Terletak di Pariaman, Sumatera barat yang dimana desa tersebut memiliki banyaknya mitos dan cerita mistis yang beredar dimasyarakat, mulai dari kampung bunian, harimau lumpuah (keilmuan dari harimau yang lumpuh), anak yang hilang, dll.
Apakah kabar yang beredar benar adanya? atau hanya mitos belaka?

Saksikan VideoEkspedisi Wisata Mistis Pariaman dalam mengungkap mitos tersebut




Jumat, 30 Oktober 2015

[Event] Datang dan Ramaikan Spooky Night, Launching Buku Wisata Mistis 'Penghuni Tanah Tabu'

Launcing Buku Wisata Mistis
Ngaku anak Wisata Mistis, Suka baca buku-buku Horror, Malam mingguan lagi galau, pengen ikut kegiatan yang spooky pas halloween ?

Datang dan Ramaikan Spooky Night, Launching Buku Wisata Mistis 'Penghuni Tanah Tabu' :

Sabtu , 31 Oktober 2015
18.30 - 20.00 Wib
Kantinnasion The Panas Dalam 
Jln Ambon No 8A, bandung
Gratis dan terbuka untuk Umum

Di lanjutkan Kegiatan Ekspedisi Wisata Mistis
Hutan Kota babakan Siliwangi, Bandung
21.00 wib - Selesai
Syarat memiliki Buku 'Penghuni Tanah Tabu'


Dan dapat harga Khusus setiap pembelian Buku 'Penghuni Tanah Tabu' di acara Launching

Minggu, 18 Oktober 2015

Ini 7 tempat wisata mistis di Bandung, berani ke sana?

Merdeka.com - Wisata malam di Bandung mungkin sudah biasa. Tapi bagaimana jika wisata malam dilakukan di tempat-tempat mistis? Nah, Komunitas Wisata Mistis menyediakan layanan wisata khusus ke lokasi-lokasi yang dikenal anker di Kota Bandung.

Penasihat Komunitas Wisata Mistis Iman Abdurahman, mengatakan sebenarnya banyak sekali tempat di Bandung yang terkenal karena urban legend-nya. Sebagai contoh, ia mengungkapkan, ada 7 tempat yang pernah menjadi objek ekspedisi wisata mistis.

"Tujuan eksedisi kami bukan untuk memburu hantu, tetapi untuk menelusuri mitos dan sejarah yang melingkupinya," kata Iman saat berbincang dengan Merdeka Bandung, Sabtu (03/10). Berikut 7 tempat wisata mistis tersebut:

Patung Pastor di Taman Maluku


Patung ini berada di komplek Taman Maluku, berseberangan dengan Kodam III/Siliwangi dan Kantor Dinas Penduduk dan Catatan Sipil Kota Bandung. Sang pastor adalah H.C. Verbraak, pastor Belanda yang bertugas di Aceh pada 1870 dan daerah lain di Indonesia.

Konon, patung tersebut suka berjalan di malam hari. Iman Abdurahman mengatakan, Komunitas Wisata Mistis sudah melakukan ekspedisi di lokasi tersebut. Di sela ekspedisi dilakukan mediumisasi, yaitu sejenis ritual untuk berinteraksi secara supranatural.

Hasilnya, kata dia, tidak benar jika patung itu bisa jalan sendiri. Menurut dia, mistos di seputar patung muncul karena halusinasi mata. Patung tersebut dibuat begitu apik dan detail, termasuk tatapan matanya begitu realis. Sehingga orang yang melihat dengan rasa takut bisa jadi menimbulkan halusinasi seakan-akan patung itu hidup.

Jalan Babakan Siliwangi


Menurut Iman, tepat di belokan menurun Jalan Siliwangi sering muncul cerita hantu anak kecil. Warga berinisiatif menggantung boneka di atas pohon, agar anak kecil tersebut bermain dengan boneka dan tidak bermain di jalan. Konon, seringnya kecelakaan di daerah ini karena ada anak kecil yang bermain di jalan.

Saat tim Wisata Malam melakukan mediumisasi, Iman menyatakan mitos anak kecil tersebut tidak benar. Sejumlah kecelakaan di daerah tersebut bukan karena makhluk alus, apalagi oleh hantu anak kecil. Hasil mediumisasi menyatakan, kecelakaan terjadi justru karena posisi jalan menurun, penerangan di malam hari minim, serta minimnya faktor kehati-hatian.

Goa Belanda Dago Pakar
Di goa ini muncul mitos tidak boleh menyebutkan kata 'lada' yang dalam bahasa Indonesia berarti 'pedas'. Konon, lada adalah nama tokoh setempat yang dikultuskan. Jika kata itu diucapkan akan membawa sial. Menurut Iman, aura mistis di Goa Belanda sangat kuat. Selain itu, nilai sejarahnya juga tinggi.

Jalan Belitung
Lokasi yang dikenal mistis lainnya terdapat di Jalan Belitung, tepatnya di sekitar sebuah SMA negeri. Di sana diceritakan sering muncul penampakan none Belanda bernama Nancy. Tim Wisata Malam sudah mengunjungi lokasi anker ini, namun tidak melakukan mediumisasi, jadi tidak ada komunikasi secara supranatural dengan si none.
Tebing Keraton


Tebing ini berupa hamparan tebing dan pepohonan yang membentang hijau di kawasan Dago. Menurut tokoh setempat, kata Iman, saking indahnya tebing ini maka dinamai Tebing Keraton. Tapi muncul mitos bahwa di tebing tersebut memang 'ada' keraton.

Tim Wisata Malam sudah melakukan mediumisasi dan menyatakan mitos adanya keraton tidak benar, kecuali di bawahnya.

Bangunan Tua Belakang Terminal Ledeng

Di daerah ini juga dikenal anker. Menurut Iman, salah seorang peserta Wisata Malam mengaku melihat perempuan berbaju merah. Perempuan itu meminta tim agar pergi dari gedung. Di perjalanan pulang, sambung dia, ada peserta yang mendengar auman harimau.

Gedung Palaguna

Bekas Gedung Palaguna terdapat di antara Jalan Asia-Afrika dan Dewi Sartika. Di gedung tua bekas bioskop ini, tim Wisata Malam sudah melakukan ekspedisi dan mediumisasi. Hasilnya, ada sesosok perempuan misterius.

Masih banyak daerah-daerah lain yang menjadi objek Komunitas Wisata Mistis. Komunitas ini juga membuka jaringan di daerah lain, di antaranya Pantura, Jambi, Padang-Pariaman, Balikpapan dan Melawi.

Sumber

Sabtu, 05 September 2015

[Wisata Mistis Pariaman] Tabir Lain AKPER Pemda


Sabtu, 5 september 2015 tepatnya pada malam minggu suasana di pantai gandoriah yang sangat ramai dikunjungi wisatawan dan para muda mudi untuk melihat keindahan pantai dengan di hiasi beberapa patung tabuik sebagai ikon kota pariaman.suasana pantai yang memberikan pesona yang cantik dan menawan serta nyaman untuk dinikmati membuat  wisatawan dari luar kota pun berkunjung ke pantai ini.
Malam itu tim wisata mistis juga berkumpul di pantai gandoriah yang merupakan titik kumpul tim, setelah seluruh anggota tim wismis berkumpul dilokasi, perjalanan tim wismis pun dilanjutkan menuju lokasi yang tidak jauh dari pantai gandoriah tepatnya di desa Ampalu yang disana terdapat sebuah bangunan yang sudah 2 (dua) tahun ditinggalkan dan tidak ada penerangan dilokasi tersebut.bangunan tersebut merupakan bekas kampus AKPER PEMDA (Akademi Keperawatan Pemerintah daerah), bangunan tersebut sudah banyak ditumbuhi tumbuhan liar serta banyaknya pohon besar dilokasi tersebut.pada malam itu peserta ekspedisi berjumlah 34 (tiga puluh empat) orang dan tim wismis pariaman berjumlah 17 (tujuh belas)  orang.setelah persiapan tim selesai, peserta ekspedisi di ajak berkeliling lokasi dengan dibagi atas dua tim.tim pertama menelusuri bagian kiri Akper tersebut dan tim kedua menelusuri bagian kanan Akper.penelusuran pada bagian kiri Akper Pemda,ada peserta yang melihat sesosok bayangan melintas dan terdengar suara tangisan pada salah satu lokal/ruangan yang berada didekat peserta.tim wismis jelaskan bahwa pada bagian kiri Akper Pemda ini ada beberapa sosok makhluk astral diantaranya ada Kuntilanak,sosok tuyul,Genderuwo, siluman ular, burung gagak mistis dan siluman Harimau.ada beberapa peserta ekspedisi yang ingin melakukan interaksi dengan makhluk tersebut,dengan dibantu oleh tim wismis pariaman, peserta ekspedisi ada yang merasakan panas dibagian tangan dan pundaknya terasa berat.disisi kanan Akper Pemda pada saat penelusuran,ada beberapa peserta melihat penampakan berbagai macam makhluk astral,diantaranya sosok kunti,siluman monyet,siluman ular.tim wismis mnjelaskan sosok itu memang ada dan ada tambahan sosok pocong yang lokasinya berada di dekat bekas wc Akper Pemda serta genderuwo yang berdiri di dekat pagar Akper pemda,disaat penelusuran didekat sebuah pohon besar ada suara gaduh serta ada yang meludah dari pohon besar tersebut,ketika tim wismis dan peserta ekspedisi semakin mendekat ke pohon besar tiba-tiba salah seorang peserta ekspedisi kerasukan sosok siluman monyet.tim wismis kaget lalu sosok tersebut di keluarkan oleh tim metafisik wisata mistis pariaman lalu peserta ekspedisi pun dinetralkan.
Acara selanjutnya pun dimulai yaitu uji nyali dan mediumisasi,ada dua orang peserta uji nyali yang mengajukan diri karena masih kurang merasakan sensasi makhluk astral dilokasi tersebut.uji nyali pun dilakukan selama 15 menit didalam ruang rektor pada saat uji nyali dimulai,peserta pertama tidak berhasil bertahan selama waktu yang ditentukan karena peserta pertama melihat sosok berbulu datang kearahnya dan peserta pertama pun kabur keluar ruangan tersebut,kemudian pada saat peserta kedua melakukan uji nyali peserta tersebut mengaku mendengar tangisan dan mendengar suara langkah kaki serta melihat sosok anak kecil berlarian di sekitar lokasi,namun peserta kedua ini berhasil melakukan uji nyali sesuai waktu yang ditentukan oleh tim wismis.
Selanjutnya kamipun melakukan Mediumisasi pertama kami lakukan dengan mediator yang bernama fikrul,di saat mediator di rasuki oleh makluk penghuni setempat dengan wujud orang tinggi besar berbulu atau yang di kenal dengan nama genderuwo, kami mendapat informasi dari makluk tersebut bahwasanya kedatangan kami di sana telah mengganggu ketenangan nya, makluk tersebut marah terhadap kami,akhir nya makluk tersebut menarik host kami ke suatu tempat yg di mana memiliki benda pusaka yg di jaga oleh makluk yang merasuki tubuh mediator kami, karna ada beberapa hal yang mengancam keselamatan mediator kami akhir nya mediator sadarkan.
        Mediumisasi yang kedua kami lakukan untuk menggali informasi yang kami butuhkan karna mediumisasi yang pertama kami tidak mendapatkan informasi, mediator kami yang kedua bernama wili, saat mediator kami di rasuki makluk astral tersebut sang makluk marah terhadap kami tim wismis. dan kami berusaha untuk menenangkan makluk tersebut supaya kami bisa mendapatkan informasi yang butuhkan, setelah makluk tadi sudah mulai tenang kamipun melontarkan beberapa pertanyaaan kepada makluk tersebut, pertanyaan yang kami lontarkan mulai dari nama, usia, sosok, dan asal usul makluk tersebut. sosok makluk tersebut mengaku bernama inyiak balang ( harimau belang ). beliau mengaku bahwasanya setiap ganguan atau penampakan dilokasi tersebut itu ulah dari nya, dia yang sering menggangu masyarakat bahkan mahasiswa/i yang belajar disana. mahasiswa/i disana dahulu memang sering terjadi kesurupan massal. untuk itu kami pun langsung membuat perjanjian kepada makluk tersebut supaya makluk tersebut tidak mengganggu lagi terhadap mahasiswa/i atau masyarakat setempat,awal nya makluk tersebut tidak mau dengan perjanjian yang kami buat, dia malah mau menyerang kami, akhir nya tim metafisik kami mengambil tindakan untuk memberi sedikit  peringatan kepada makluk tersebut dan alhasil makluk tersebut mengaku kalah dan mau menyetujui perjanjian yang kami buat. isi dari perjanjian yg kami buat adalah bagaimana supaya makluk yang ada disana tidak mengganggu lagi terhadap mahasiswa/i atau masyarakat setempat.

Lukisan Gaib Akper
Kami rasa informasi yang kami peroleh belum cukup mediator ke tiga yang bernama afri pun di rasuki sesosok harimau yang beliau berpesan agar tempat tersebut di bersihkan dan diberi penerangan agar makluk ghaib penghuni atau penunggu di sana ternetralisir dan dirasa informasi telah cukup dan berakhir jua lah ekpedisi kami di akper pemda pasir pauh kota pariaman.

Alhamdulillah ekpedisi Wismis Pariaman berjalan sukses :) 
 Sampai ketemu di ekpedisi wisata mistis pariaman selanjutnya ;)


Penulis
Diko Putra
Juli Sandoro
Angga .//A.c0de
Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Jumat, 31 Januari 2014

[Wisata Mistis] Menelisik Lebih dalam Sejarah Patung Pastor Verbraak Taman Maluku

Patung Pastur
Menelisik lebih jauh soal keberadaan Patung Pastor ditaman Maluku, Bandung. Taman yang juga menjadi menjadi salah satu paru-paru Kota Bandung ini menyimpan sebuah kisah simpang siur serta mitos soal ke beradaan Patung Pastor Verbraak dan konon juga Pastor meninggal karena kecelakan pesawat dan dikuburkan tempat dibawah patung tersebut sekarang berada, namun beberapa tahun kemudian jasadnya kembali diambil oleh keluarganya untuk dibawa ke negeri Belanda kemudian dimakan disana dan patung pastoer itu pun didirikan sebagain penghargaan kepada jasa beliau tempat dibekas kuburan yang berada ditaman maluku selain soal identitas patung ini , Patung yang terletak di jalan ambon ini merupakan salah satu urbanlegend di Kota bandung yang sering menjadi perbincang karena ke angkerannya, konon menurut beberapa artikel yang kami baca beberapa kali para pengunjung yang mengunjungi tempat ini di malam hari sering mengalami hal yang ganjil seperti patung yang mata melirik ke kanan dan kekiri, lalu posisi tangan yang memagang buku sering berubah-berubah bahkan pernah suatu ketika patung tersebut hilang dari posisi atau dalam kata lain berjalan-jalan sendiri di sekitar taman maluku. Memang informasi yang kami dapat tidak sesuai fakta sebenar karena beberapa kali kami mengunjungi tempat ini dan menanyakan langsung ke narasumber yang sudah bertahun tahun tinggal di dekat lokasi tersebut, tidak membenarkan informasi ini, menurut penuturan sumber yang kami dapat bahwa cerita yang salam ini beredar hanya sebuah lucuan semata atau sebagai daya tarik dimalam hari biar banyak orang yang tertarik berkunjung ketempat itu. wallahualam
Namun sebenarnya Pastor Verbraak tidak mengalami kecelakaan pesawat, dan tidak jelas bagaimana berita itu bisa muncul. Bahkan sebenarnya Pastor Verbraak sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya di tanah Priangan ini. Ini ringkasan riwayatnya.
Henricus Christiaan Verbraak dilahirkan di Rotterdam pada 24 Maret 1835. Pada mulanya ia ingin menjadi pedagang, tetapi pada umurnya yang ke 27 ia mengikuti panggilan hatinya: belajar teologi. Tahun 1869 Verbraak ditahbiskan sebagai pendeta oleh Monseigneur Les Meurin, uskup dari Ascalon & Bomberg. Verbraak menetapkan hati untuk mengabdikan hidupnya dalam pekerjaan misionaris di Indiƫ. Tugas pertamanya adalah menjadi misionaris di Padang. Verbraak berlabuh di kota itu pada tanggal 15 Oktober 1872.
Dari Padang, Verbraak diutus ke Tanah Aceh. Pada tanggal 29 Juni 1874, ia menginjakkan kaki di pantai Pantai Ulee Lheue, Aceh, dan akan tinggal di Tanah Aceh hingga 23 Mei 1907. Hari itu adalah terakhir kalinya Verbraak merayakan Ekaristi bersama umat di Gereja Hati Kudus Yesus Banda Aceh yang sekaligus menjadi acara perpisahannya. Verbraak berangkat menggunakan kereta api dari Ulee Lheue menuju Padang. Sepeninggal Verbraak, umat yang terkenang mendirikan patung Pastor Verbraak di Simpang Pante Pirak dan Peunayong, dekat gerejanya. Simpang itu sekarang dikenal dengan nama Simpang Lima dan patungnya sudah tidak ada lagi.
Selama bertugas di Aceh 33 tahun, Verbraak melaksanakan tugasnya sebagai pendeta dengan penuh pengabdian walaupun berada di tengah kancah pertempuran sengit waktu itu. Sampai tahun 1877 Verbraak harus tinggal di sebuah gubuk sederhana yang sekaligus menjadi tempat pelayanannya. Gubug tersebut merupakan sebuah bagian keraton yang telah dikuasai tentara Belanda. Dari sana Verbraak melayani 2000 orang, 1500 di antaranya adalah tentara.
Tahun 1877, pemerintah Belanda memberikan tanah di pinggir Sungai Atjeh yang juga disebut Pante Pirak. Di situlah para tentara membangun sebuah kapel dan pastoran sederhana dari kayu dan bambu. Namun, daerah tersebut sering dilanda banjir sehingga bangunan itu tidak tahan lama. Penguasa militer saat itu, Van der Heyden, yang mengetahuinya masalah ini memberikan izin untuk mendirikan bangunan yang lebih layak. Dimulailah pembangunan gereja dan pastoran baru yang mulai dilaksanakan pada 5 Februari 1884. Gereja dengan menara tersebut dibangun dari kayu yang berkualitas bagus dan lebih kuat dari sebelumnya. Satu tahun kemudian, pada Hari Raya Paskah, gereja tersebut mulai digunakan dan dipersembahkan kepada Hati Kudus Yesus. Gereja ini menjadi Gereja Katolik pertama di Aceh dan setelah mengalami perombakan pada tahun 1924, masih tetap berdiri hingga saat ini.
Tahun 1896-1897 adalah tahun yang paling sibuk untuk Pastur Verbraak. Tiap malam kereta tiba di Kutaraja, mengangkut korban-korban luka dan meninggal. Jika satu kereta memasuki Kutaraja, pastor Verbraak menunggu di depan. Setelah semua korban masuk kerumah sakit, Verbraak siap di samping tempat tidur mereka untuk menghibur dan menguatkan mereka. Bahkan pasien kolera pun ia jenguk. Verbraak tidak menghiraukan risiko tertular kolera di barak ini. Ia juga berani di tengah hujan peluru tetap menghibur dan menenangkan para tentara di medan perang.
Pastor Verbraak, layaknya seorang bapak yang penuh kasih, mencari panti asuhan atau orang tua angkat untuk anak-anak yang tertinggal dan tidak terurus. Semua instansi di Aceh dihimbau Verbraak untuk memenuhi kewajiban mereka sebagai umat Tuhan supaya membantu anak-anak yatim piatu ini. Kepedulian pastor Verbraak kepada anak-anak ini membuatnya dicintai semua orang.
Jika ada berita pastor Verbraak tercinta dari Ulee Lheue akan datang berkunjung ke satu tempat, satu batalyon dengan 30 bayonet dipimpin oleh seorang sersan keluar dari benteng untuk menjemputnya. Setibanya Verbraak di benteng, ia akan disambut seperti kawan lama.
Untuk peringatan 25 tahun bekerja sebagai pendeta dan bersamaan dengan peringatan ia tinggal 20 tahun di Aceh, pemerintah menganugerahkan gelar Ridder in de Orde van den Nederlandsche Leeuw (Ksatria dalam orde Singa Belanda) untuk Verbraak. Gelar ini ia terima disamping Medali Aceh dan bintang Ekspedisi yang telah dimilikinya. Van Heutsz menjadikan Verbraak, pendeta Jesuit ini, sebagai teladan untuk anak buahnya sebelum berangkat bertugas.
Tahun 1907 Pastor Verbraak memutuskan untuk berhenti bekerja setelah 33 tahun bekerja tanpa henti di daerah tropis. Usianya saat itu telah 77 tahun dan ia siap menyerahkan pekerjaannya kepada kaum muda. Walaupun fisiknya masih kuat dan sehat, tetapi penglihatannya saat itu sudah sangat memburuk. Setelah pensiun Verbraak bermukim di Magelang, kota militer di Jawa Tengah.
Di Magelang kesehatan Pater Verbraak terus menurun, banyak orang telah menawarkan pengobatan untuk penyakitnya, namun Verbraak menjawab, “It is old of age. I have lived in good health for 80 years and in the Holy Scripture is written ‘labor et dolor est’ … My old body does not need a nurse; that is too costly”. Pada tahun itu, 1915, ia merayakan ulang tahunnya ke-80. Perayaan ini mendapat perhatian besar dari penduduk Magelang. Pendeta C.W. Wormser yang mengasuh majalah mingguan Tong-tong dan yang menulis bagian artikel yang diterjemahkan ini mengatakan: Saya sangat beruntung waktu itu dapat berjabat tangan dengannya.”
Tiga tahun kemudian Verbraak meninggal dunia. Jasadnya dikubur dengan upacara kehormatan militer. Musik duka terdengar di hati ribuan masyarakat yang berkabung. Verbraak telah mengabdikan hidupnya untuk orang lain, ia hidup di antara militer di IndiĆ«, pekerjaannya mengikuti dia. Mottonya menjadi kenyataan: ‘ad majora natus sum‘, ‘Saya dilahirkan untuk mengerjakan hal-hal yang besar’.
Menurut catatan P. van Hoeck, seorang pengajar di Canisius College, Nijmegen, Verbraak wafat pada 1 Juni 1918 dan dimakamkan di Molukkenplein, Magelang. Pada upacara pemakaman yang sederhana, Pastor van Hout SJ menyatakan: “God loved this man who loved his fellow human beings, he was our great example of human endurance and virtue. Dilectus Deo et hominibus cuius memoria in benedictione est. We will never forget you. Farewell and until we meet again in heaven. Amen.”
Pemerintah Kota Rotterdam pada tahun 1922 memberikan penghargaan untuk Pastor Verbraak sebagai warga kota teladan atas segala pengabdiannya bagi kemanusiaan. Di Bandung, lembaga The Dutch East Indian Army mengumpulkan dana dan mendirikan patung Pastor Verbraak pada tanggal 27 Januari 1922 di sebuah taman yang pernah berjuluk ”Paradisi in Sole Paradisus Terrestris” (tanah surga di bawah cahaya matahari). Patung ini dirancang di Belanda oleh seniman G.J.W. Rueb.
Patung badan utuh Verbraak dipasang di salah satu sudut utara Taman Maluku. Letaknya menghadap Jalan Seram. Di sebelah kirinya adalah kompleks gedung militer yang dulu ditujukan untuk Istana Komanda Militer (Paleis van den Legercommandant) di Bandung. Jadi tidak benar juga pendapat yang mengatakan bahwa patung ini dipasang menghadap ke istana komandan militer.
Henricus Christiaan Verbraak

Pada bagian bawah patung terdapat prasasti dengan tulisan:

PASTOOR
H.C. VERBRAAK
1835 – 1918
AALMOEZENIER
1874 – 1881
ATJEH
1874 – 1907
Dalam “The Chaplain: P. Henricus Verbraak S.J.” tulisan F. Van Hoeck S.J., yang dimuat dalam majalahClaverbond tahun 1918, terdapat biografi Verbraak dengan pengantar oleh Gubernur Jendral J.B. van Heutz yang pernah berjumpa langsung dengan sang Pastor: “… I had the privilege to know this great man of whom the Roman Catholic Church can be proud of, during the years of my assignment to Atjeh. I have seen him carry out his duties from close distance. How he administered the means of grace of the Church to the wounded, the sick and the dying, without fear for his own personal safety and not at all concerned about being infected by cholera and other diseases. He was respected and loved by people of all faiths, by officers and minors alike, because for him everybody was the same: everyone was God’s child. He was there to soothe the grief and the pain. And he worked for 33 years as long as his strength did not fail him. A true servant of God, his whole life devoted to his fellow human beings with complete self-denial, without ever asking something for himself.