Advertisement

Advertisement

Tentang Wisata Mistis

Wisata Mistis adalah sebuah wadah perkumpulan atau komunitas yang memiliki kesamaan hobi dan minat, yaitu bertualang,menginvestigasi dan meluruskan mitos-mitos yang beredar di Indonesia. Komunitas ini didirikan pada tanggal 10 April 2011.

Ekspedisi Wisata Mistis "Menguak Sisi Mistis Keindahan Tebing Keraton"

komunitas wisata mistis kali ini mengadakan ekspedisi ke salah satu tempat dataran tinggi di bandung utara, bisa di bilang kawasan wisata ini baru di kenal karena keindahaan panoramanya. Di tempat itu kita bisa melihat hamparan pohon pinus layaknya permadani, tempat itu dikenal dengan Tebing Keraton

Ekspedisi Sumedang 1001 Misteri Museum Geusan Ulun dan Gunung Kunci

Kabupaten yang terkenal dengan tahu sumedangnya yang gurih dan nikmat ini, ternyata menyimpan beribu-ribu misteri didalamnya.

Menelisik Lebih dalam soal Patung Pastor Verbraak Taman Maluku

Menelisik lebih jauh soal keberadaan Patung Pastor ditaman Maluku, Bandung. Taman yang juga menjadi menjadi salah satu paru-paru Kota Bandung ini menyimpan sebuah kisah simpang siur soal ke beradaan Patung Pastor Verbraak

EKSPEDISI WISATA MISTIS "MENELISIK MISTERI DAN SEJARAH DI DALAM GUNUNG PUNTANG"

Wisata Mistis mencoba melakukan ekspedisi ke salah satu lokasi di Bandung Selatan, lokasi ini sering termasuk dalam bumi perkemahan selain itu memiliki sejarah yang cukup tinggi, diantaranya terdapat bekas (runtuhan) bangunan radio pertama, serta sisa bangunan-bangunan lainnya yang merupakan bekas rumah pejabat belanda dulu, di sekitar lokasi juga terdapat Gua Belanda .

Tampilkan postingan dengan label Tempo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tempo. Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 Juli 2012

Travel Tempo.co : Wisata Tempat Mistis di Bandung


TEMPO.CO , Bandung -Selain Sangkuriang, Bandung juga punya kisah mistis.  Urban legend itu telah dibuktikan oleh Komunitas Wisata Mistis lewat ekspedisi jalan-jalan malam.  "Cukup banyak lokasi bernuansa mistis di Ibukota Jawa Barat ini," kata Baruna Bagaskara, 23 tahun, salah seorang  pendiri komunitas Wisata Mistis.

Komunitas yang dibentuk 2011 itu bertujuan membuktikan sekaligus meluruskan cerita yang beredar dari mulut ke mulut sejak lama juga di forum diskusi di Internet.

“Sebagian lokasi kami rahasiakan karena penjaga tempatnya tidak ingin jadi kotor dan dipakai banyak orang sebagai tempat pemujaan,” katanya kepada Tempo.

Lewat ekspedisi khusus dan umum tiap Sabtu malam dua pekan sekali, sekitar 10-50 orang menyambangi beberapa tempat yang disebut mistis dan berhantu. "Ada belasan lokasi yang sudah terkenal di kalangan anak-anak muda di Bandung," ujar Baruna.

Baruna menyebutkan, patung  Belanda H.C. Verbraak di Taman Maluku yang kabarnya bisa bergerak sendiri. Sosok noni Belanda bernama Nancy di sebuah gedung sekolah di Jalan Belitung. “Itu benar ada, tapi tidak mengganggu,” kata Baruna yang mengaku bisa melihatnya.

Ada pula mitos gantungan boneka di jembatan Sungai Cikapundung dekat hutan Babakan Siliwangi. Boneka itu sengaja dipasang warga agar hantu anak kecil yang meninggal karena tertabrak di sekitar jembatan itu tenang, tidak mengganggu pengendara hingga menimbulkan kecelakaan.

Pengganggunya disebut makhluk gaib yang berwujud anak kecil. “Secara logika, kondisi jalan itu tidak rata dan gelap saat malam sehingga rawan kecelakaan,” kata Baruna.

Gua Belanda dan Gua Jepang di hutan Dago Pakar, Bandung, juga disebut  punya kisah mistis. Alih-alih menyeramkan, seorang peserta ekspedisi malam Wisata Mistis, Avianty Eka Putri, yang mengaku juga punya indera keenam  malah mengaku sedih.

"Saya jadi tahu kisah penyiksaan orang-orang pribumi yang dipaksa Belanda untuk membuat terowongan di tempat itu. Saya terharu banget di sana,” ujarnya.

Lain lagi kisah pohon beringin di Jalan Ciumbuleuit sekitar Rancabentang. Menurut Sekretaris Wisata Mistis, Dady Setiadi, pohon itu suka disambangi orang-orang tiap Selasa dan Jumat malam.

Sisa tebaran sesajen masih suka terlihat keesokan paginya. Konon ada kerajaan jin di wilayah itu. “Rumah dekat pohon itu kabarnya juga punya nilai sejarah sebagai tempat petilasan (singgahan) Soekarno,” katanya.

Di sekitar pohon beringin di belakang Gedung Sate kisahnya lebih seru. Kabarnya, pada malam dinihari tertentu, tiba-tiba suka turun kabut memanjang seukuran bis besar.

Cerita dari orang yang bisa melihat dunia gaib, itu adalah barisan pasukan kerajaan jin yang muncul tanpa terlihat kepalanya. Kisah tentang tentara mistis berkuda tanpa kepala juga disebut-sebut ada di sekitar Jalan Tongkeng. Lalu hantu jawara tanpa kepala di Jalan Cipaganti.

Percaya atau tidak, itulah urban legend yang masih hidup di Bandung sampai sekarang.

ANWAR SISWADI

Sumber : Artikel Tempo.co (Wisata Tempat Mistis di Bandung)

Kolom Wisata Mistis on Tempo : Memburu Mitos Hantu Bandung


Lampu senter yang mengantar rombongan masuk Gua Belanda di hutan Dago Pakar, Bandung, malam itu, sengaja dimatikan. Suasana mendadak hening. Dalam gelap yang pekat itu, beragam suara terdengar bergantian. Awalnya, bunyi geraman hewan buas, lalu desis seperti ular, kemudian suara orang melangkah memakai sepatu bot.
“Jelas banget. Suaranya seperti menempel di kuping,“ kata Aufi Sillah, 20 tahun.
Jantung mahasiswa Institut Manajemen Telkom Bandung itu semakin berdebar ketika kepalanya terasa dielus dua kali. Ia menyangka itu ulah iseng tiga temannya. Namun, ketika ditanya sekeluarnya dari terowongan itu, teman-temannya tak ada yang mengaku. Kejutan itu dialami Aufi saat pertama kali ikut ekspedisi Komunitas Wisata Mistis ke Gua Belanda pada 26 Mei lalu.
Berselang dua pekan, Aufi kembali ikut perjalanan malam ke Gua Jepang yang lokasinya tak jauh dari Gua Belanda. Saat itu rombongan heboh karena seorang peserta perempuan sempat kerasukan. Walau mengaku takut hantu, Aufi malah penasaran. ”Ada sensasi tersendiri, acaranya jadi bikin ketagihan,” katanya, Jumat lalu.

Jenis wisata yang tak biasa itu digelar secara rutin oleh Komunitas Wisata Mistis tiap dua pekan sekali pada Sabtu malam. Perjalanan yang dimulai pukul 20.00 hingga pukul 02.00 dinihari itu menyambangi sebuah lokasi yang dianggap angker dan berbau mistis di Bandung. Paling tidak, lokasi itu sempat menjadi topik panas di forum obrolan Kaskus.co.id sejak setahun terakhir.
Tak puas berbincang di dunia maya, tujuh orang anggota forum itu memutuskan bertemu langsung. Lokasinya di depan SMA 3 Bandung, di Jalan Belitung, pada pukul 21.00. Mereka ingin membuktikan mitos hantu Noni Belanda bernama Nancy.
Kabarnya, si hantu suka muncul di lantai dua gedung sekolah itu, tepatnya di kelas yang lampunya menyala dan jendelanya terbuka. Kelas itu bisa terlihat dari jalan raya di depan sekolah, sehingga mereka tak perlu masuk. ”Tiga orang dari kami bisa melihatnya di sekolah itu,” kata salah seorang pendiri komunitas itu, Baruna Bagaskara, 23 tahun.
Perjalanan pada 10 April 2011 itu kemudian dijadikan tonggak pendirian Komunitas Wisata Mistis. ”Tujuannya untuk membuktikan mitos hantu di Bandung, karena suka banyak cerita yang enggak benar,” ujar Sekretaris Komunitas, Dady Setiadi Suarsa, 21 tahun.
Lokasi wisata yang akan didatangi mereka tentukan dari kongko rutin tiap Rabu malam. Tempatnya di warung tenda angkringan seberang gerbang kampus Institut Teknologi Bandung di Jalan Ganesha. Acara kumpul-kumpul itu terkadang berpindah ke Warung Indung Jalan Riau, mulai pukul 20.00. 
Tempat yang telah dikunjungi, selain ketiga tempat di atas, adalah terowongan air Sungai Cikapundung Sang Hyang Tikoro. Selain itu, ada ekspedisi khusus. Misalnya, membuktikan hantu anak kecil dan mitos boneka di jembatan Sungai Cikapundung dekat hutan kota Babakan Siliwangi. Juga kisah sumber mata air Sumur Bandung dan pohon beringin angker di Jalan Ciumbuleuit dan di belakang Gedung Sate.
Awalnya, perjalanan rombongan ini hanya bermodalkan nyali. Sejak awal 2012, pengurus merancang wisata mistis lebih serius. Sebelum rombongan tiba, tim metafisika diutus untuk sowan dan melakukan pendekatan ke penghuni gaib di lokasi. Biasanya mereka berbekal dupa atau kemenyan. Tim itu bertugas menjaga keamanan dan keselamatan peserta dari gangguan makhluk gaib. Panitia juga menyiapkan tim medis.
Siapa pun yang berminat, ujar Dady, bisa ikut bergabung wisata gratis ini tanpa harus menjadi anggota. Khusus bagi anak berusia 17 tahun ke bawah, harus disertai surat izin dari orang tua. Soal biaya, pada lokasi tujuan tertentu seperti di tempat wisata, panitia hanya menarik iuran Rp 13 ribu untuk patungan membayar pencerita dan uang parkir.
Anggota komunitas itu kini berjumlah 200 orang lebih. Umumnya dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Kini konsep, aturan, dan standar keamanan Komunitas Wisata Mistis itu diminati kelompok minat serupa di berbagai daerah. Komunitas yang terbentuk, misalnya, Wisata Mistis IPB Bogor, Wisata Mistis Sumedang, dan Wisata Mistis Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Ke depan, jenis wisata mistis itu rencananya akan dikembangkan bagi kalangan khusus, misalnya karyawan perusahaan yang beberapa kali telah meminta diajak berwisata. ”Komunitas itu bisa membuat kesan mistis yang menakutkan jadi acara seru,” ujar Aufi Sillah. Berani ikut? (L ANWAR SISWANDI)

Sumber : Koran tempo Edisi,15 Juli 2012 (Memburu Mitos Hantu Bandung)