Banner Wisata Mistis Bandung.
Banner Wisata Mistis Bandung. (sumber: wisatamistis)
Bandung - Bandung, kota keempat terbesar di Indonesia, adalah rumah bagi barisan bangunan-bangunan indah dan pemandangan yang menakjubkan sehingga mendapatkan julukan “The Paris of Java”. Namun, melangkah sedikit keluar dari pesona kota ini, Anda bisa menemukan sisi lain kota yang kelam, berbaukan mistis.
Begitu banyak gedung-gedung tua dan area-area di Bandung yang kerap dihindari penduduk setempat setelah matahari beranjak ke peraduannya. Konon, tempat-tempat tertentu ini dihantui oleh roh-roh dari mereka yang mati tersiksa di masa lalu.
Mendengar hal-hal mistis, kebanyakan orang cenderung melenggang, namun, tidak dengan sekelompok orang yang tergabung dalam komunitas bernama Wisata Mistis. Sejak dua tahun terakhir, komunitas ini justru berburu hal-hal yang menantang keberadaan mahluk-mahluk kasat mata itu.
Dadi Setiadi Suarsa, sekretaris Wisata Mistis, mengatakan, komunitas ini dimulai dari diskusi di forum Kaskus pada tahun 2011. Salah satu topik diskusi yang Dadi dan teman-temannya kerap perbincangkan adalah tentang tempat-tempat berhantu di Bandung. Topik ini menjadi populer di kalangan pengguna bahkan menghasilkan ratusan balasan dan komentar.
Salah satu user menceritakan tentang berbagai penampakan seorang tentara Jepang di dalam gua di Taman Juanda. Gua tersebut sering digunakan oleh tentara Jepang untuk menyiksa tahanan selama Perang Dunia II. User lain meninggalkan cerita tentang seseorang mahasiswa yang bunuh diri di SMA Negeri 5. Ada juga yang mem-posting tentang hantu tanpa badan di Jalan Cipaganti. Ada pula tentang seorang anak yang meninggal akibat kecelakaan dan menghantui Jalan Babakan Siliwangi. Daftarnya bertambah terus.
“Ini membuat kami penasaran. Kami ingin tahu apakah cerita itu benar atau tidak. Kami ingin membuktikan atau menyangkal legenda-legenda ini,” kata Dadi. Ia menambahkan, tur tersebut dimulai sebagai sekelompok teman yang penasaran tentang kebenaran legenda hantu ini.
Kelompok tersebut mulai meng-upload foto dan cerita-cerita tentang ekpedisi mereka di Kaskus, yang akhirnya menarik perhatian banyak orang. Tur yang awalnya hanya berjumlah lima orang itu membesar hingga puluhan orang.
“Sekarang, untuk setiap ekspedisi, kami membatasi jumlah peserta dari 30 hingga 50 orang. Kita harus menetapkan kuota peserta berdasarkan luas tempat yang akan kami kunjungi,” ungkap Dadi.
Sampai saat ini, komunitas berburu hantu tersebut sudah mengunjungi lebih dari 20 situs di Bandung yang dipercayai angker oleh pengguna Kaskus. Meski ada banyak saran tentang tempat-tempat angker, namun bukan berarti komunitas ini bisa dengan mudah memuaskan rasa penasarannya. Kendala dalam perizinan kerap menjadi tantangan tersendiri untuk mereka. 
Sebagian besar bangunan, kata Dadi, dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, yang diambil alih oleh pemerintah setelah Indonesia merdeka. Izin untuk masuk ke properti-properti yang biasanya tak dihuni ini jarang diberikan oleh pemerintah.
“Yang kita lakukan ini sebenarnya adalah mempromosikan bangunan-bangunan ikonik Bandung. Kami ingin memberitahu pemerintah bahwa ada potensi wisata yang nyata yang bisa digali dari kegiatan seperti ini,” jelas Dadi. Ia menambahkan, sebagian besar peserta mengungkapkan apresiasi mereka bukan hanya kepada tempat-tempat angker Bandung, tetapi juga situs-situs warisan.
Ketua Wisata Mistis Iman Abdulrahman mengatakan, bagian dari daya tarik tur ini adalah syarat bergabungnya yang sangat mudah. Peserta hanya perlu berusia di atas 17 tahun atau mendapatkan surat persetujuan dari orangtua untuk bergabung dengan salah satu wisata ini, yang diadakan setiap pekan. Tidak ada biaya untuk tur, tetapi peserta diharuskan untuk membayar makanan mereka sendiri, biaya masuk, dan transportasi.
Banyaknya permintaan dari masyarakat memaksa komunitas Wisata Mistis untuk membuat wisata yang teratur, termasuk meminta bantuan para ahli mistis untuk menangkal roh-roh jahat yang dirumorkan bisa menjadi agresif pada saat-saat tertentu.
“Ada orang-orang yang bertugas untuk penyembuhan, perlindungan, dan komunikasi dengan roh, tapi tidak ada seseorang pun di tim yang bertugas untuk menyerang balik roh,” kata Iman.
Partawijaya, salah satu anggota “metafisik” di tur ini, mengatakan, kadang-kadang peserta diserang oleh mahluk gaib dan akhirnya disurupi ataupun pingsan. Tapi ia mengklaim, roh-roh tersebut tidak berniat untuk membahayakan peserta. “Mereka hanya ingin mengusili orang,” katanya.
Salah satu peserta, Yuliana, mengatakan, awalnya ia enggan untuk ikut berpartisipasi ketika temannya mengajak dia untuk ikut tur ke patung misionaris H.C. Veerbrak, yang dirumorkan angker. “Sekarang aku ketagihan karena aku ingin lebih tahu tentang tempat-tempat lain,” katanya.
Iman mengungkapkan bahwa ada banyak peserta yang seperti Yuliana yang pada awalnya takut untuk ikut. “Setelah mereka menjalani tur, mereka bisa berteriak bersama, tertawa bersama, dan berbagi cerita dengan peserta lainnya. Mereka menjadi lebih dekat dengan teman mereka. Itu sebabnya banyak orang yang bergabung dengan kami lagi dan lagi. Tur ini sangat menyenangkan,” klaim Iman.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi wisatamistis.com atau follow @wisatamistis.
Penulis: Yuli Krisna/LR/NAD
Sumber:The Jakarta Globe