Advertisement

Advertisement

Kamis, 12 September 2013

[Wisata Mistis] Ekspedisi Sumedang 1001 Misteri Museum Geusan Ulun dan Gunung Kunci

Sumendang salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat,  yang letaknya sekitar 45 km Timur Laut Kota Bandung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di Utara, Kabupaten Majalengka di Timur, Kabupaten Garut di Selatan, Kabupaten Bandung di Barat Daya, sertaKabupaten Subang di Barat.Kabupaten Sumedang terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Sumedang, ibukota kabupaten ini, terletak sekitar 45 km dari Kota Bandung. Kota ini meliputi kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan. Sumedang dilintasi jalur utama Bandung-Cirebon.Bagian Barat Daya wilayah Kabupaten Sumedang merupakan kawasan perkembangan Kota Bandung. IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), sebelumnya bernama STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri), serta Universitas Padjadjaran berlokasi di Kecamatan Jatinangor.Sebagian besar wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di sebagian kecil wilayah Utara berupa dataran rendah.Gunung Tampomas (1.684 m), berada di Utara Sumedang.

Kabupaten yang  terkenal dengan tahu sumedangnya  yang gurih dan nikmat ini,  ternyata menyimpan beribu-ribu misteri didalamnya. Menurut orang sana kalau bicara padajajran kita mesti dulu mampir ke sumedang buat ingin tahun banyak cerita tentang padjajran, mulai dari benda pusaka yang tersimpan rapi di MUSEUM GEUSAN ULUN sampai cerita tentang kenapa bisa terbentuknya sumedang larang pun bisa kita tahun dari kabupaten ini

Awal yang sebenarnya tidak kami mengira saat tim wisata mistis di undang oleh Kepala DISBUDPARPORA Kab Sumedang untuk bersilahaturahmi datang ketempat beliau, diwakil oleh 2 perwakilan dari Wisata Mistis, saat disana kami mendapat sambut yang cukup hangat oleh beliau  dalam sambut itu beliau sempat memaparakan kenapa mengundang kami kemari yang pada dasarnya ingin memperkenal kembali kabupaten Sumedang kemasyarakat luar sumedang bahwasanya Sumedang itu tempat yang penuh Nilai Kebudayan, sejarah bahkan mungkin tempat yang berbau urbanlegend dan  mitos-mitos ,ya disini sarangnya.  “Sebuah kota di Korsel saja bisa terkenal dengan  tarian Gangnam Stylenya kenapa Sumedang tidak bisa meniru hal tersebut, Kita bisa menjadi sumedang sebuah Icon Wisata malamnya dengan sejarah dan urbanlegend  di dalamnya”, mungkin  itu secara garis besar yang beliau utarakan kepada kami. Setelah mendengarakan pemaparan tersebut akhirnya kami merasa antusia dengan pemaparan dan juga visi yang di sampai, karena memang pada dasarnya itu juga memanng tujuan kami selama ini memperkenalakan pariwisata dari aspek yang Wisata malam atau yang kami sering sebut wisata misis dan bisa memperkenalkan tempat yang  kita kunjungi ke  masyarakat pada umumnya

Setelah kami meng-iyakan  untuk memberikan sebuah dukungan atau support ke pada DISBUDPARPORA Kab Sumedang kami pun berencana melakukan ekspedisi ke sumedang dan kami pun berjanji akan lebih focus untuk mengeksplor ke aneka ragaman budaya, sejarah dan urban legend di Kab Sumedang hingga akhirnya kepala DISBUDPARPORA Kab Sumedang pun memberikan kami opsi untuk pemanasan kita disuruh mengeksplore Museum Geusan Ulun yang sarat akan kebudayaan dan sejarahnya serta ke Gunung Kunci yang terdapat Goa belanda dan benteng pertahanan yang konon sempat juga dijadi lokasi syuting oleh salah satu stasiun TV swasata dalam programnya yang bertemakan wisata horror. yang cukup menarik buat kami dan kami pun nyanggupin dan akan kembali ke sumedang 2 minggu dari hari itu.
2 minggu pun berlalu, 30 orang anggota Wisata Mistis sudah bersiap mengeksplor kab Sumedang dengan menggunakan 3 mobil dan 4 unit sepedah motor kita pun berangkat menuju semudang tepat tanggal 31 agustus 2013, awal star dimulai pukul 15.30 wib perjalanan menuju sumedang sekitar 2 jam perjalanan Bandung – Sumedang
Makan-makan

Tepat pukul 17.30 kita sampai di kabupaten Sumedang .  Mobil berhenti di pelataran parkir Museum Geusan Ulun yang kebetulan satu Komplek dengan kantor Pemda Kabupten Sumedang, rasa cukup lelah pun memang kami alami apalagi diperjalanan kita disuguhi dengan jalan ayng berliku dan naik turun yang cukup mengocok perut kita, tapi saat masuk Museum Geusan Ulun kita langsung disambut dengan alun music Tarawangsa yang dimainkan oleh beberapa orang dalam dalam Museum Geusan Ulun.ngomong-ngomong soal Tarawangsa konon alun music ini juga bersifat mistis dan juga menurut info yang kami dapat tarawangsa merupakan salah satu jenis kesenian  rakyat yang ada di Jawa Barat. Istilah "Tarawangsa" sendiri memiliki dua pengertian alat musik gesek yang memiliki dua dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi dan (nama dari salah satu jenis musik tradisional Sunda. Tarawangsa juga lebih tua keberadaannya daripada rebab, alat gesek yang lain. Naskah kuno Sewaka Darma dari awal abad ke-18 telah menyebut nama tarawangsa sebagai nama alat musik. Rebab muncul di tanah Jawa setelah zaman Islam sekitar abad ke-1516, merupakan adaptasi dari alat gesek bangsa Arab yang dibawa oleh para penyebar Islam dari tanah Arab dan India. Setelah kemunculan rebab, tarawangsa biasa pula disebut dengan nama rebab jangkung (rebab tinggi), karena ukuran tarawangsa umumnya lebih tinggi daripada rebab.
Tarawangsa
Sambil mengdengar alun musik ini kami pun disambut oleh kepala DISBUDPARPORA Kab Sumedang pak Herman Suryatma dan juga oleh kepala museum pak Ahmad Wirya Atmaja, selain itu kami juga disuguhin beberapa makan tradisional seperti Sale pisang dan juga tentung Tahu Sumedang Beserta lontang yang cukup mengenyakan perut kita.
Sambutan

Awal kegiatan pun dimulai dengan sambutan dari kepala museum yang  mengucapakan terimakasih kepada kami karena meluangkan waktuntya ketempat ini lalu dilanjutkan oleh kepala DISBUDPARPORA Kab Sumedang Pak herman, singkat cerita akmi pun di ajak oleh kepala museum untuk mengenal lebih dekat tentang Museum Geusan Ulun dimana beliau menceritakan bahwa Berdirinya Museum Prabu Geusan Ulun berawal dari terbentuknya “ Yayasan Pangeran Aria Suria Atmadja (YPASA) pada tahun 1950 sebagai lembaga yang bertujuan mengurus, memelihara dan mengelola barang Wakaf Kangdjeng “ Pangeran Aria Soeria Atmadja “ (PASA) Bupati Sumedang 1882 – 1919. Di Museum Geusan Ulun sendiri terdapat Peninggalan benda-benda bersejarah dan barang-barang pusaka Leluhur Sumedang, sejak Raja-raja Kerajaan Sumedang Larang dan Bupati-bupati yang memerintah Kabupaten Sumedang dahulu, selain itu dimuseum geusan ulun juga terdapat beberapa gedung yang dipergunakan sebagai museum diantaranya Gedung Srimanganti, Bumi Kaler, Gedung Gendeng dan Gedung Gamelan.
Penjelasan Soal Museum Geusan Ulun dari Kepala Museum
Saat sedang mendengarkan penjelasan soal museum beberapa orang diantara kami di ajak oleh Pak herman buat mengunjungi Wa idu salah satu tokoh spiritual yang cukup terkenal di sumedang. akhirnya 5 orang perwakilan dari kami bersama pak dinas pun mengunjungi Wa idu sedangkan sisanya tetap di museum untuk mengeksplore lebih dalam soal keberadaan museum ini. ,pak dinas pun dengan 5 orang rekan kami berangkat dan kebetulan saat ini Wa idu sedang ada acara di salah ke tempat pernikahan sodaranya dan kami pun pergi ketempat tersebut.
Lika-liku jalan di lewati jalan cukup off road pun harus kita jalani hingga kami sampai disalah satu hanjat pernikahan disebuah desa di kab Sumedang, di sana langsung dipertemukan oleh Wa idu yang sedanng bersiap-siap untuk melakukan aktarsi semacam Debus sebagiain hiburan buat para tamu undungan, sebelum melaksanakan kegiatan wa idu sempat memberiakn sedikt wejangan kepada 5 orang teman kami itu yang intinya “kebudayan ini siapa lagi yang bakal meneruskan klw bukan kalian-kalain ini sebagain cucu-cucu kami jadi lestarikan budayan dan sejarah jangan sampai termakan oleh zaman” sebuah wejangan yang sangat singkat tapi sangat bermakna buat kami.
Ngobrol Bareng Wa idu

Setelah mengobrol-obrol sejenak akhirnya Wa idu dan teman-temannya pun turun kebawah buat persiapan aktrasi, ini salah satu kebudayan sumedang juga yang harus kalian liat , ucap pak Herman. Kami pun melihatnya dengan seksama dan memang ini pengalaman pertama kami melihat Wa idu live aktrasi. Sunggu luar biasa dan sangat menjengakkan ular pisau bahkan api pun tidak memapan melukai Wa idu dan rekan-rekannya, ditengah-tengah acara rekan-rekan yang dimuseum geusan ulun sebelumnya mnyusul kemari untuk bertemu Wa idu, dan kami pun kemabli menyaksiakan aktrasi beliau yang dimana dipenutupan aktarsi dilakukan pembakar sajadah Wa idu tapi aneh bin ajaib sajadah itu tetep utuh dan tidak terbakar sama sekali. Tempuk tangan pun sangat meriah sambil decak kagum dan rasa percaya menghinggapi  pemikiran ini” memang Sumedang itu LUAR BIASA”.
Wa Idu dan Teman-teman

Wa idu Aktrasi

Setelah disungguhan dengan aktrasi dari Wa idu kami pun disungguhkan dengan makan malam di undangan" hore-hore makan-makan gratis lagi" hhahah segara kami pun menyatapa makan yang telah disajikan oleh yang punya acara secara pegilaran sambil ditemanin musik dangdut kami pun menyantap makan malam ini walaupun sebagian jugaanggota ada yang ikut joget dangdut kedepan panggung. Waktu menunjukan pukul 21:30 Pa herman menyuruh kami untuk bersiap-siap menuju Gunung Kunci sebelum pulang kami pun berkesempatan buat foto bareng Wa idu dan ditemanin rekan-rekanya, cukup puas dengan hasil dokumentasi kami pun berpamitan untuk melanjutkan kegiatan. 30 menit berlalu dan kami sampai di pelataran parkir Taman Hutan raya Gunung Kunci , ini saaat kita ekspedisi yang cukup meningkjat adrenalin malam-malam ke tempat yang konon memiliki sejarah dan juga terkenal juga mistis, di awali dengan persiapan dan doa kami memulai aktifitas dan di sela-sela persiapan pak dinas pun pamit izin pulang dulaan karena ada urusan lain dan beliau sempat bilang ini baru warming Up (baru pemanasan) kita bakal menelusuri lagi lebih dalam tentang Sumedang di ekspedisi selanjutnya. pak herman pun berpamitan dan kmi melanjutkan ekspedisi yang ditemanin 2 orang guide dari tempat tersebut acara dimulai dengan diawali sebuah gerabang yang bertuliskan "Gunung Kunci".
pintu gerbang gunung Kunci
Naik tangga
Di awali dengan menaikin tangga yang cukup membuat kita ngas nges ngos, kita disajiakan dengan sebuah pemandangan begitu menganggumkan menurut guide tempat ini dibangunan pada jaman penjajahan belanda pada tahun 1914-1917 sebagai benteng pertahanan dengan Luas Bangunan kurang lebih 2.600 m2, terdapat goa/bungker dengan luar kurang lebih 450 m2. 
Benteng ini merupakan benteng pertahanan yang terdiri dari:

  • Lantai I: Ruangan Prajurit.
  • Lantai II: Ruangan Perwira.
  • Lantai III: Benteng Pertahanan, dengan bangunan seperti motor boat (70m x 30m).

Sedang kenapa disebut gunung Kunci Pertama karena di terdapat symbol dua kunci bersilangan di ambang pintu gerbang masuk goa di bawahnya tertulis “Koentji”.Kedua, pada saat musim hujan di lokasi ini banyak tumbuh tanaman “Boros Kunci” yang biasa oleh masyarakat setempat dijadikan lalab. Ketiga, karena dianggap sebagai benteng “Kunci” pertahanan Belanda karena bisa mengawasi setiap gerak-gerik dari pemerintahan Bupati Sumedang pada saat itu (Aria Soeria Atmadja) yang menurut mereka sangat membahayakan pemerintah Hindai Belanda di sumedang. 
penelusuran

penjelasan dari Guide

Lanjut ekspedisi kami melewati setiap lorang demi lorang yang cukup membuat bulukuduk berdiri, apalagi saat salah satu guide mengungkapankan konon pembuatan benteng goa belanda gunung kunci ini dilakukan oleh masyarakat pribumi dengan sistem kerja rodi dimana setiap warga pribumi di pekerjan dengan tidak manusiawi hingga konon disini juga tempat dikuburnya masyarakat pribumi yang tidak kuat saat dilakukan sistem kerja rodi sunggu tidak manusiawi. jam demi jam kami lewati hingga kami sampai di puncak goa disini bisa terlihat ke indahan Kab sumedang dari atas bukti, sungguh indah. Dan tak terasa waktu pun sudah menunjukan pukul 00.05 sudah sangat larut dan kami pun turun kebawa untuk mengakhir eksepdisi kali, sesampai dibawa kami segara menutup acara dan mengucapkan terimakasih kepada para guide yang telah membantu kami dalam menjelaskan sejarah yang mungkin tidak semua orang tau, setelah itu kami segara menuju bandung dan akhirnya selat sampai rumah masing-masing.
Wisata mistis At Gunung Kunci

Kami bersyukur bisa singgah disini dan mengucapkan beribu terimakasih kepada Dinas Kebudapayan Pariwsata pemuda dan olahraga Pak Herman Suryatman atas sambutan serta undangnya hingga kita bisa berkunjung ketempat-tempat tersebut dan membuat kami tentu tak sabar untuk melanjutkan ekspedisi selanjutnya di Kab Sumedang, karena masih banyak tempat yang ingin kami eksposes keberadaannya serta masih banyak history,kebudayaan yang ingin kamu tau dan masih banyak pula mitos juga yang ingin kami pecahkan.

"Sampai jumpa di Ekspedisi Sumedang 1001 Misteri bersama Kami Wisata Mistis"




Support By:


5 komentar:

  1. Kepada admin wisata mistis,apa bisa mengekspedisi jalan babakan siliwangi yang konon katanya ada hantu anak perempuan yang membawa boneka

    BalasHapus
  2. kita sudah pernah kesana mas chandra ini beberapa FR dam video buat referensi soal baksil
    http://www.wisatamistis.com/2012/04/wisata-mistis-di-babakan-siliwangi.html
    http://www.wisatamistis.com/2012/04/video-dokumentasi-wisata-mistis-babakan.html
    http://www.wisatamistis.com/2012/04/wisata-mistis-di-babakan-siliwangi.html

    BalasHapus