Advertisement

Advertisement

Minggu, 04 Mei 2014

[Wismis Pantura] Mengungkap Tabir Ghaib Pabrik Gula Gempol Cirebon



Ekspedisi Wismis Pantura di pabrik gula gempol Cirebon sungguh merupakan pengalaman yang cukup menantang sekaligus juga menyenangkan. Berawal dari proses perizinan yang agak njelimet juga ada semacam sedikit tantangan dari sesepuh disana unutk bisa membuktikan makhluk ghaib apa saja yang bersemayam disana. 

Tepat pukul 23.00 Wib, kami dari team ekspedisi Wismis Pantura bergegas dari basecamp menuju lokasi ekspedisi Pabrik gula gempol, daerah Palimanan kabupaten Cirebon. Sesampainya dilokasi ekspedisi oleh petugas keamanan disana kami harus mengurus izin pemberitahuan dulu mulai dari tingkat Desa hingga tingkat Kepolisian Sektor ( Polsek ), padahal sebetulnya pada siang harinya kmai telah melayangkan surat izin kegiatan kepada kepala keamanan di pabrik gula tersebut, namunentah kenapa kami juga harus menempuh perizinan hingga tingkatan Polsek.

Peserta ekspedisi Wismis Pantura
Sedikit perdebatanpunterjadi antara kami dengan pihak kepolisian, namun setelah kmai terangkan maksud dan tujuan Wismis Pantura hanya sekedar untuk melakukan investigasi dan membuktikan mitos ditempat tersebut, akhirnya kami diberikan izin untuk melaksanakan acara Ekspedisi di tempat tersebut.
Tempat pertama yang kami sambangi adalah sebuah cerobong asap raksasa yang menjulang sangat tinggi, menurut mitos yang berkembang dimasyarakat, didalam cerobong yang pernah digunakan tempat uji nyali sebuah stasiun televisi swasta kono katanya bersemayam sosok ghaib Nyai Brintik, Ki jalu dan beberapa makhluk ghaib lainya.

Di dekat cerobong asap raksasa kami serombongon berhenti disitu, dijelaskan oleh team metafisik Wismis Pantura, bahwa didalam cerobong tersebut nampak ada sosok Nyai Brintik yang sedang duduk-duduk diaatas cerobong, dan ada juga sosok Ki Jalu yang kalau dilihat secara seksama wujud asli Ki Jalu tersebut berwujud seekor ular raksasa yang membelit cerobong asap tersebut.

Menuju lokasi ekspedisi
Selanjutnya kami melakukan mediumisasi, dengan memasukan kahluk ghaib penghuni cerobong tersebut kedalam tubuh salah seorang peserta ekspedisi. Maka masuklah sosok Ki Jalu kedalam tubuh salah seorang peserta. Ketika ditanya sejak kapan menghuni tempat tersebut, Ki jalu menjawab dia berada ditempat tersebut sudah ribuan tahun sebelum cerobong tersebut dibuat, berbagai informasi kami dapatkan dari makhluk ghaib tersebut mengenai keberadaan makhluk ghaib yang menempati cerobong asap.

Selanjutnya kami menyambangi sebuah bangunan bekas gudang penyimpanan tebu, dalam pandangan mata bathin, didalam bekas gudang tersebut dihuni oleh tiga sosok ghaib dengan perawakan tinggi besar, tingginya hampir sama dengan tinggi bangunan gudang tersebut, yaitu sekitar 15 meter. Ketiga ghaib tersebut terlihat sedang membentuk formasi berputar sambil tangan mereka diletakan pada pundak teman-temanya. Melihat kedatangan kami, nampak dari sorot matanya yang merah dan tajam, mereka merasa terganggu.

Nampak energi mistis mengikuti ekspedisi kami
Selanjutnya kami menyambangi sebuah bekas rumah tua yang sudah tidak dihuni lagi, menurut penuturan salah seorang petugas keamanan yang menjaga tempat tersebut, rumah tua tersebut pernah juga dijadikan acara uji nyali oleh sebuah televisi swasta. Beberapa team mencoba memasuki rumah tua tersebut, nampak didalam ruangan rumah tua tersebut banyak sekali sosok kuntilanak dan sosok gendoruwo dengan bulu disekujur tubuhnya yang lebat.

Penjelasan dari salah seorang petugas keamanan
Selanjutnya kami menyambangi sebuah lokasi yang menurut penuturan warga setempat sangat wingit dan angker, yaitu sebuah sumur tua yang terletak dibagian belakang pada lokasi pabrik gula. Kamipun bergegas menuju sumur tua yang usianya sudah mencapai ratusan tahun, namun anehnya air didalam sumur tersebut hingga kini masih tetap ada.

Setelah tenang sejanak, didalam sumur tua tersebut nampak dihuni oleh sepasang ular raksasa yang dikepalanya terdapat mahkota terbuat dari emas. Oleh salah seorang petugas keamanan disana dijelaskan bahwa dulu sewaktu ada acara televisi swasta disini, sang ustadz pemandu acara tidak berani melakukan mediumisasi disini entah denagn alasan apa.

Mendengar penjelasan seperti itu, semakin membuat penasaran kami untuk menguak tabir keghaiban yang ada disumur tua tersebut. Maka proses mediumisasipun kami lakukan untuk mengorek keterangan. Karena jumlah ghaib yang ada pada sumur tua tersebut ada dua, maka kami siapkan dua orang untuk dimediumisasi.
Mediumisasi Siluman ular penunggu sumur tua
Ketika masuk ketubuh peserta mediumisasi, nampak tubuh peserta mediumisasi kolat-kalet seperti seekor ular. Ketika kami tanyakan namanya, kedua ghaib tersebut enggan untuk menyebutkan namanya. Lalu kami tanyakan mengenai wujud asli sebenarnya kedua ghaib tersebut dan dijawab bahwa wujud asli kedua ghaib tersebut adalah sebuah sebilah keris yang warnaya agak kehitaman. 

Didapat informasi juga dari ghaib ular, bahwa didalam sumur tua banyak simpanan emas, intan dan berlian. Ia menawarkan kepada siapa jika menginginkan benda-benda berharga tersebut tinggal minta saja. Selanjutnya kami menanyakan siapakah sebenarnya penguasa ghaib di pabrik gula tersebut, dijawab oleh ghaib ular bahwa pengusanya adalah Iblis. 

Kordinator acara sedang merasakan aura mistis
Setelah dirasa cukup mencari informasi, kedua peserta mediumisasi secepatnya kami sadarkan, selanjutnya kami istirahat sambil ngobrol santai di pos keamanan di pabrik gula tersebut. Dan tanpa disangka aparat kepolisian yang sedari tadi mengikuti kami ketika mengadakan ekspedisi , meminta Wismis Pantura untuk berkunjung ke kantor Posek Palimanan, karena menurut penuturan dari bebrapa petugas kepolisian yang bertugas disana, hal-hal yang ganjil kadang sering terjadi dikantor kepolisian tersebut. 

Setelah obrolan santai selesai, kami serombongan langsung menuju kantor Polsek Palimanan untuk menguak tabir ghaib disana, nantikan saja cerita ekspedisi kami di Polsek Palimanan yang kantornnya ternuata bekas sebuah rumah sakit pada waktu zaman Belanda. [Sukardi Al Sahid]

3 komentar:

  1. Rumah no.6 penuh kenangan....terutama kamar mandinya......serem....

    BalasHapus

  2. halo saya Dewi , rumah saya dekat sekali dengan PG Gempol Palimanan , itu terkenal banget karena Trans 7 sering bolak balik kesitu . :D kalau saya sukaak sekali dengan bangunan2 kuno apalagi bergaya Belanda , saking senangnya saya sering main kerumah dinas di PG Gempol , ( note: sudah tidak berpenghuni dan beroperasi dan sekarang sudah di gusur semua) . dari situlah saya kenalan sama anak anak belanda yang suka main keluyuran disana :D Saya ingat sekali saat saya kelas 6SD saya nekat naik sepeda ke sini sendiri (Minggu jam 6 pagi ) . saya eksis ber swafoto di depan Lengasup ( cerobong asap ) pake hp sonny ericson saya . pulangnya saya langsung demam

    BalasHapus
  3. Pernah masuk ke situ jaman masih smk

    BalasHapus