Advertisement

Advertisement

Minggu, 23 September 2012

MISTERI CANDI MUARO JAMBI


team melakukan survey terlebih dahulu











Tak lama setelah kepulangan team wismis tour dan ekpedisi di Bukit Siguntang tepatnya di provinsi Sumatra Selatan  Palembang, kini Wisata Mistis Regional Jambi  kembali mengadakan agenda rutin ekpedisi yang di laksanakan dua minggu sekali. Pada tanggal 15 september 2012, Wismis Regional Jambi akan melakukan ekspedisi di KOMPLEK PERCANDIAN MUARO JAMBI sebuah tempat peninggalan paling bersejarah dan masih banyak menyimpan misteri serta sejarah yang belum terungkap di Provinsi Jambi
Candi Muaro Jambi  terdapat di Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo, terletak 2 km sebelah timur laut kota Jambi atau 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan darat melalui Jembatan Batanghari II. Dikawasan ini terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedaton dan Candi Koto Mahligai, serta masih banyak lagi candi – candi yang belum di pugar dan di temukan. Dilihat dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi. Salah satu penemuan arca di Candi Gumpung memperlihatkan ciri-ciri yang banyak persamaannya dengan arca Prajnaparamita dari zaman Singosari. Beberapa meter dari candi telaga tempat pemandian para raja yang dinamakan Telago Rajo. Bangunan candi tersebut adalah peninggalan kerajaan Melayu hingga kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan Melayu Budhis.
Kali ini Wismis Regional Jambi akan melakukan penelusuran ke komplek percandian muaro jambi. sebelum berangkat ke lokasi , team beserta rombonggan yang berjumlah 30 orang berkumpul di Ancol tepatnya di depan rumah dinas gubernur  Jambi pada pukul  20.00 WIB hingga 21.30 setelah team dan peserta berkumpul, perjalanan dilanjutkan ke lokasi candi yang ditempuh 20 menit dari kota Jambi dengan menggunakan sepeda motor melewati Jembatan Batanghari II , selepas dari Jembatan Batanghari II suasana perjalanan terlihat sepi, disisi kiri dan kanan jalan yang terlihat hanyalah hutan, kebun, dan beberapa rumah warga.

team menunggu para peserta berkumpul di Ancol (dpn rumah dinas Gubernur Jambi)






Pada pukul 21.55 WIB team beserta rombonggan telah memasuki gapura komplek percandian, sesampainya di depan kami memarkirkan kendaraan di rumah warga yang tinggal di daerah sekitar candi, perjalanan pun kami tempuh dengan berjalan kaki. Seperti biasa sebelum melakukan penelusuran, team beserta rombonggan di briefing dan di beri pengarahan oleh Ketua Wismis Regional Jambi di depan mushola yang berada di depan komplek percandian sekalian do’a bersama dan  setelah beberapa menit di beri pengarahan tim pun memulai perjalanannya .

team dan peserta sharing di Candi Tinggi I







 Dari awal masuk tim metafisik sudah merasakan energy  yang kuat di sekitar percandian dan melihat sekilas penampakan - penampakan seperti sekelebat putih, orang bertubuh besar  memegang gadah / pentungan besi  yang mondar mandir di depan komplek percandian serta orang berjubah dan orang – orang yang bepakaian seperti  jaman kerajaan kuno, setelah setengah perjalanan kami pun sampai pada Candi Tinggi dan beristirahat sebentar sambil sharing  dan sedikit pengarahan dari ketua maupun team metafisik. Tidak beberapa lama kami pun melanjutkan kembali perjalanan, team metafisik beserta rombongan pun berhenti sejenak di bawah pohon beringin yang sangat besar  dan rindang yang tidak jauh dari Candi Tinggi pertama  mereka merasakan adanya energy yang sengat besar dari pohon itu tetapi tidak tahu pasti apa yg ada pada pohon itu. Kemudian perjalanan kembali dilanjutkan, rencananya  perjalanan akan kami lanjutkan ke Candi Kembar Batu, kerena jarak yang di tempuh cukup jauh, team pun memutuskan perjalanan di lanjutkan ke Candi Tinggi II, yang letaknya tidak jauh dari Candi Tinggi I dan berakhir  di candi tersebut.

Sesampainya di Candi Tinggi II, team metafisik melakukan mediumisasi dan peserta  di arahkan untuk duduk membentuk lingkaran, tidak beberapa lama team pun melakukan mediumisasi dan masuklah beberapa mahluk gaib ke tubuh mediator, dari hasil mediumisasi kita mendapatkan info dari mahluk gaib pengghuni candi tersebut bahwa dahulunya Candi Muaro Jambi ini di bangun oleh biksu yang benama I’tsing sebagai tempat pembelajaran dan penyucian diri Melayu Budha, serta adanya candi yang berukuran paling besar di antara candi lainya yang masih terkubur di dalam tanah dan belum di temukan oleh manusia,dan di penghujung mediumisasi masuklah sesosok mahluk ghaib yang menggaku dirinya sebagai  Putri Dinaswara, dan mahluk ghaib yang merasuki tubuh mediator  tersebut mendekati dinding candi dan menepuk dinding candi denggan keras, team beserta rombonggan terkejut  dengan keluarnya benda berupa batu berwarna bening ungu muda secara tiba - tiba yang di tarik mediator sendiri dari dinding candi kemudian mahluk ghaib tersebut berpesan bahwa barang yang di berikannya kepada mediator itu adalah perhiasannya yang di namai batu penari sebagai cindra mata untuk nya, mediator pun langgsung di sadarkan dan sesi mediumisasi pun kami akhir.

proses mediumisasi 



              mediator melakukan proses penarikan benda pusaka berbentuk batu (kecubung muda)










                       
                      peserta yang menyaksikan proses mediumisasi 


  
 Peserta di arahkan berkumpul lagi di depan mushola depan komplek percandian. Acara pun kami tutup dengan share dari masing – masing peserta maupun anggota dan  team wismis sendri, tak lupa juga team metafisik menetralkan dari energi – energi  negative agar aman saat pulang, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12.30 wib acara wismis pun  kami tutup denggan sesi foto bersama dan akan di lanjutkan 2 minggu  mendatang di tempat yang berbeda.

team melakukan sharing bersama peserta setelah mediumisasi




foto team bersama peserta ekspedisi di kawasan KOMPLEK CANDI MUARO JAMBI









1 komentar:

  1. I-tsing adalah pendeta dari dinasti ming yg menulis catatan bahwa ia pernah singgah dan belajar di muaro jambi. Dan ia bukanlah yang membangun candi muaro jambi. Candi muaro jambi sudah ada bahkan sebelum era i-tsing

    BalasHapus