Advertisement

Advertisement

Tentang Wisata Mistis

Wisata Mistis adalah sebuah wadah perkumpulan atau komunitas yang memiliki kesamaan hobi dan minat, yaitu bertualang,menginvestigasi dan meluruskan mitos-mitos yang beredar di Indonesia. Komunitas ini didirikan pada tanggal 10 April 2011.

Ekspedisi Wisata Mistis "Menguak Sisi Mistis Keindahan Tebing Keraton"

komunitas wisata mistis kali ini mengadakan ekspedisi ke salah satu tempat dataran tinggi di bandung utara, bisa di bilang kawasan wisata ini baru di kenal karena keindahaan panoramanya. Di tempat itu kita bisa melihat hamparan pohon pinus layaknya permadani, tempat itu dikenal dengan Tebing Keraton

Ekspedisi Sumedang 1001 Misteri Museum Geusan Ulun dan Gunung Kunci

Kabupaten yang terkenal dengan tahu sumedangnya yang gurih dan nikmat ini, ternyata menyimpan beribu-ribu misteri didalamnya.

Menelisik Lebih dalam soal Patung Pastor Verbraak Taman Maluku

Menelisik lebih jauh soal keberadaan Patung Pastor ditaman Maluku, Bandung. Taman yang juga menjadi menjadi salah satu paru-paru Kota Bandung ini menyimpan sebuah kisah simpang siur soal ke beradaan Patung Pastor Verbraak

EKSPEDISI WISATA MISTIS "MENELISIK MISTERI DAN SEJARAH DI DALAM GUNUNG PUNTANG"

Wisata Mistis mencoba melakukan ekspedisi ke salah satu lokasi di Bandung Selatan, lokasi ini sering termasuk dalam bumi perkemahan selain itu memiliki sejarah yang cukup tinggi, diantaranya terdapat bekas (runtuhan) bangunan radio pertama, serta sisa bangunan-bangunan lainnya yang merupakan bekas rumah pejabat belanda dulu, di sekitar lokasi juga terdapat Gua Belanda .

Jumat, 31 Januari 2014

[Wisata Mistis] Menelisik Lebih dalam Sejarah Patung Pastor Verbraak Taman Maluku

Patung Pastur
Menelisik lebih jauh soal keberadaan Patung Pastor ditaman Maluku, Bandung. Taman yang juga menjadi menjadi salah satu paru-paru Kota Bandung ini menyimpan sebuah kisah simpang siur serta mitos soal ke beradaan Patung Pastor Verbraak dan konon juga Pastor meninggal karena kecelakan pesawat dan dikuburkan tempat dibawah patung tersebut sekarang berada, namun beberapa tahun kemudian jasadnya kembali diambil oleh keluarganya untuk dibawa ke negeri Belanda kemudian dimakan disana dan patung pastoer itu pun didirikan sebagain penghargaan kepada jasa beliau tempat dibekas kuburan yang berada ditaman maluku selain soal identitas patung ini , Patung yang terletak di jalan ambon ini merupakan salah satu urbanlegend di Kota bandung yang sering menjadi perbincang karena ke angkerannya, konon menurut beberapa artikel yang kami baca beberapa kali para pengunjung yang mengunjungi tempat ini di malam hari sering mengalami hal yang ganjil seperti patung yang mata melirik ke kanan dan kekiri, lalu posisi tangan yang memagang buku sering berubah-berubah bahkan pernah suatu ketika patung tersebut hilang dari posisi atau dalam kata lain berjalan-jalan sendiri di sekitar taman maluku. Memang informasi yang kami dapat tidak sesuai fakta sebenar karena beberapa kali kami mengunjungi tempat ini dan menanyakan langsung ke narasumber yang sudah bertahun tahun tinggal di dekat lokasi tersebut, tidak membenarkan informasi ini, menurut penuturan sumber yang kami dapat bahwa cerita yang salam ini beredar hanya sebuah lucuan semata atau sebagai daya tarik dimalam hari biar banyak orang yang tertarik berkunjung ketempat itu. wallahualam
Namun sebenarnya Pastor Verbraak tidak mengalami kecelakaan pesawat, dan tidak jelas bagaimana berita itu bisa muncul. Bahkan sebenarnya Pastor Verbraak sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya di tanah Priangan ini. Ini ringkasan riwayatnya.
Henricus Christiaan Verbraak dilahirkan di Rotterdam pada 24 Maret 1835. Pada mulanya ia ingin menjadi pedagang, tetapi pada umurnya yang ke 27 ia mengikuti panggilan hatinya: belajar teologi. Tahun 1869 Verbraak ditahbiskan sebagai pendeta oleh Monseigneur Les Meurin, uskup dari Ascalon & Bomberg. Verbraak menetapkan hati untuk mengabdikan hidupnya dalam pekerjaan misionaris di Indiƫ. Tugas pertamanya adalah menjadi misionaris di Padang. Verbraak berlabuh di kota itu pada tanggal 15 Oktober 1872.
Dari Padang, Verbraak diutus ke Tanah Aceh. Pada tanggal 29 Juni 1874, ia menginjakkan kaki di pantai Pantai Ulee Lheue, Aceh, dan akan tinggal di Tanah Aceh hingga 23 Mei 1907. Hari itu adalah terakhir kalinya Verbraak merayakan Ekaristi bersama umat di Gereja Hati Kudus Yesus Banda Aceh yang sekaligus menjadi acara perpisahannya. Verbraak berangkat menggunakan kereta api dari Ulee Lheue menuju Padang. Sepeninggal Verbraak, umat yang terkenang mendirikan patung Pastor Verbraak di Simpang Pante Pirak dan Peunayong, dekat gerejanya. Simpang itu sekarang dikenal dengan nama Simpang Lima dan patungnya sudah tidak ada lagi.
Selama bertugas di Aceh 33 tahun, Verbraak melaksanakan tugasnya sebagai pendeta dengan penuh pengabdian walaupun berada di tengah kancah pertempuran sengit waktu itu. Sampai tahun 1877 Verbraak harus tinggal di sebuah gubuk sederhana yang sekaligus menjadi tempat pelayanannya. Gubug tersebut merupakan sebuah bagian keraton yang telah dikuasai tentara Belanda. Dari sana Verbraak melayani 2000 orang, 1500 di antaranya adalah tentara.
Tahun 1877, pemerintah Belanda memberikan tanah di pinggir Sungai Atjeh yang juga disebut Pante Pirak. Di situlah para tentara membangun sebuah kapel dan pastoran sederhana dari kayu dan bambu. Namun, daerah tersebut sering dilanda banjir sehingga bangunan itu tidak tahan lama. Penguasa militer saat itu, Van der Heyden, yang mengetahuinya masalah ini memberikan izin untuk mendirikan bangunan yang lebih layak. Dimulailah pembangunan gereja dan pastoran baru yang mulai dilaksanakan pada 5 Februari 1884. Gereja dengan menara tersebut dibangun dari kayu yang berkualitas bagus dan lebih kuat dari sebelumnya. Satu tahun kemudian, pada Hari Raya Paskah, gereja tersebut mulai digunakan dan dipersembahkan kepada Hati Kudus Yesus. Gereja ini menjadi Gereja Katolik pertama di Aceh dan setelah mengalami perombakan pada tahun 1924, masih tetap berdiri hingga saat ini.
Tahun 1896-1897 adalah tahun yang paling sibuk untuk Pastur Verbraak. Tiap malam kereta tiba di Kutaraja, mengangkut korban-korban luka dan meninggal. Jika satu kereta memasuki Kutaraja, pastor Verbraak menunggu di depan. Setelah semua korban masuk kerumah sakit, Verbraak siap di samping tempat tidur mereka untuk menghibur dan menguatkan mereka. Bahkan pasien kolera pun ia jenguk. Verbraak tidak menghiraukan risiko tertular kolera di barak ini. Ia juga berani di tengah hujan peluru tetap menghibur dan menenangkan para tentara di medan perang.
Pastor Verbraak, layaknya seorang bapak yang penuh kasih, mencari panti asuhan atau orang tua angkat untuk anak-anak yang tertinggal dan tidak terurus. Semua instansi di Aceh dihimbau Verbraak untuk memenuhi kewajiban mereka sebagai umat Tuhan supaya membantu anak-anak yatim piatu ini. Kepedulian pastor Verbraak kepada anak-anak ini membuatnya dicintai semua orang.
Jika ada berita pastor Verbraak tercinta dari Ulee Lheue akan datang berkunjung ke satu tempat, satu batalyon dengan 30 bayonet dipimpin oleh seorang sersan keluar dari benteng untuk menjemputnya. Setibanya Verbraak di benteng, ia akan disambut seperti kawan lama.
Untuk peringatan 25 tahun bekerja sebagai pendeta dan bersamaan dengan peringatan ia tinggal 20 tahun di Aceh, pemerintah menganugerahkan gelar Ridder in de Orde van den Nederlandsche Leeuw (Ksatria dalam orde Singa Belanda) untuk Verbraak. Gelar ini ia terima disamping Medali Aceh dan bintang Ekspedisi yang telah dimilikinya. Van Heutsz menjadikan Verbraak, pendeta Jesuit ini, sebagai teladan untuk anak buahnya sebelum berangkat bertugas.
Tahun 1907 Pastor Verbraak memutuskan untuk berhenti bekerja setelah 33 tahun bekerja tanpa henti di daerah tropis. Usianya saat itu telah 77 tahun dan ia siap menyerahkan pekerjaannya kepada kaum muda. Walaupun fisiknya masih kuat dan sehat, tetapi penglihatannya saat itu sudah sangat memburuk. Setelah pensiun Verbraak bermukim di Magelang, kota militer di Jawa Tengah.
Di Magelang kesehatan Pater Verbraak terus menurun, banyak orang telah menawarkan pengobatan untuk penyakitnya, namun Verbraak menjawab, “It is old of age. I have lived in good health for 80 years and in the Holy Scripture is written ‘labor et dolor est’ … My old body does not need a nurse; that is too costly”. Pada tahun itu, 1915, ia merayakan ulang tahunnya ke-80. Perayaan ini mendapat perhatian besar dari penduduk Magelang. Pendeta C.W. Wormser yang mengasuh majalah mingguan Tong-tong dan yang menulis bagian artikel yang diterjemahkan ini mengatakan: Saya sangat beruntung waktu itu dapat berjabat tangan dengannya.”
Tiga tahun kemudian Verbraak meninggal dunia. Jasadnya dikubur dengan upacara kehormatan militer. Musik duka terdengar di hati ribuan masyarakat yang berkabung. Verbraak telah mengabdikan hidupnya untuk orang lain, ia hidup di antara militer di IndiĆ«, pekerjaannya mengikuti dia. Mottonya menjadi kenyataan: ‘ad majora natus sum‘, ‘Saya dilahirkan untuk mengerjakan hal-hal yang besar’.
Menurut catatan P. van Hoeck, seorang pengajar di Canisius College, Nijmegen, Verbraak wafat pada 1 Juni 1918 dan dimakamkan di Molukkenplein, Magelang. Pada upacara pemakaman yang sederhana, Pastor van Hout SJ menyatakan: “God loved this man who loved his fellow human beings, he was our great example of human endurance and virtue. Dilectus Deo et hominibus cuius memoria in benedictione est. We will never forget you. Farewell and until we meet again in heaven. Amen.”
Pemerintah Kota Rotterdam pada tahun 1922 memberikan penghargaan untuk Pastor Verbraak sebagai warga kota teladan atas segala pengabdiannya bagi kemanusiaan. Di Bandung, lembaga The Dutch East Indian Army mengumpulkan dana dan mendirikan patung Pastor Verbraak pada tanggal 27 Januari 1922 di sebuah taman yang pernah berjuluk ”Paradisi in Sole Paradisus Terrestris” (tanah surga di bawah cahaya matahari). Patung ini dirancang di Belanda oleh seniman G.J.W. Rueb.
Patung badan utuh Verbraak dipasang di salah satu sudut utara Taman Maluku. Letaknya menghadap Jalan Seram. Di sebelah kirinya adalah kompleks gedung militer yang dulu ditujukan untuk Istana Komanda Militer (Paleis van den Legercommandant) di Bandung. Jadi tidak benar juga pendapat yang mengatakan bahwa patung ini dipasang menghadap ke istana komandan militer.
Henricus Christiaan Verbraak

Pada bagian bawah patung terdapat prasasti dengan tulisan:

PASTOOR
H.C. VERBRAAK
1835 – 1918
AALMOEZENIER
1874 – 1881
ATJEH
1874 – 1907
Dalam “The Chaplain: P. Henricus Verbraak S.J.” tulisan F. Van Hoeck S.J., yang dimuat dalam majalahClaverbond tahun 1918, terdapat biografi Verbraak dengan pengantar oleh Gubernur Jendral J.B. van Heutz yang pernah berjumpa langsung dengan sang Pastor: “… I had the privilege to know this great man of whom the Roman Catholic Church can be proud of, during the years of my assignment to Atjeh. I have seen him carry out his duties from close distance. How he administered the means of grace of the Church to the wounded, the sick and the dying, without fear for his own personal safety and not at all concerned about being infected by cholera and other diseases. He was respected and loved by people of all faiths, by officers and minors alike, because for him everybody was the same: everyone was God’s child. He was there to soothe the grief and the pain. And he worked for 33 years as long as his strength did not fail him. A true servant of God, his whole life devoted to his fellow human beings with complete self-denial, without ever asking something for himself.



Minggu, 26 Januari 2014

[Kolom Wisata Mistis] Mengujinya Nyali Dengan Wisata Mistis


Pikiran Rakyat Edisi 24 Juni 2012

Di Benua Eropa, mendatang tempat-tempat yang membuat bulu kuduk berdiri disebut juga “ghost tour’ menjadi pariwisata adalan dibeberapa kota Pesertanya selalu membeludak. Nah, meskipun belum berniat merengguk keuntungan, di Bandung pun kegiatan serupa telah di galakan. Salah satu Komunitas yang menamakan Wisata MIstis, terbilang rajin menyelanggarakan kegiatan jalan-jalan malam ketempat-tempat yang katanya bernuasa horror itu.

Ghost tour di Bandung ini sebenarnya bukanlah kegiatan baru. Sejumlah komunitas serupa pernah berusaha menghidupkan wisata hantu kota Bandung ini sejak 2003. Namun sayangnya, entah apa alasnya kegiatan iitu mandek pada 2007.

Geliat kebangkitan hantu-hantu di kota Bandung itu pun tumbuh kembali ketika thread di http://kaskus.us yang kini berubah domainnya menjadi http://kaskus.co.id-- membahasa tentang tempat-tempat angker dikota Bandung. Entah siapa yang memulia, tercetulah ide berdasarkan thread tadi, untuk mendatangi tempat-tempat angker tesebut. "jumlah yang ikut tidak terbayang sebanyak itu. Lalu kami pun bersatu membuat komunitas untuk kegiatan tersebut pada 10 April 2011,"kata Iman Abdul Rahman (26) Ketua Komunitas Wisata Mistis.
Ternyata komunitas itu pun tumbuh di beberapa kota seperti Balikpapan ,Jambi dan Mataram. Kegiatan-kegiatan yang cukup banyak digelar  yaitu dikota Bandung. Menurut Iman , satu kali ghost tour bisa di ikuti sekitar 50 orang jumlah yang sebenernya bisa membuat panitia kewalahan jika terjadi sesuatu seperti keserupan. Akan tetapi, itu tidap perlu dirisaukan.

Deri Rahadian Nugraha (22), bertugas mengawal agar hal seperti hal itu tidak perlu terjadi. Menurut dia, saat piknik ketempat-tempat angker itu, direkayasa sedemikian rupa agar peserta tetap dikendalikan. Deri mengakau sesempurnya apapun rencana, terkadang hal-hal kondisional seperti keserupan terjadi. " Dan anehnya kebanykan kaum wanita," ujurnya.
Oleh karena itu, dalam setiap Ghost tour , dirancang rangkain kegiatan yang bisa membuat peserta tetap fokus tapi tidak kehilangan sensasi mersakan aura-aura mistis disekitarnya. Tahap awal biasanya dengan memaparkan aturan main saat tour. Lalu di lokasi, peserta dipaparkan segi historis serta mitos yang menyelubungi tempat yang dikunjungi. Biasanya ini ditutrkanoleh jurus kunci lokoasi atau warga setempat.

Setelah itu panitia menawarkan pada paserta jika ingin "uji nyali" paling lama 20 menit. "barang kali ada yang penasaran dengan mahluk gaib yang ada di lokasi. Kami bisa menyediakan Tempatnya pada mereka, namun tetap dalam pengawasan,"ucap Deri.
Nah yang paling unik dari kegiatan ini adalah adanyya melibatkan makhluk gaib. Komunitas ini menyebutkan konbat (kontak batin). Deri menuturkan, dia bertugas menanyakan kepada mahluk gaib dilokasi untuk memaparkan kebenaran mitos yang beredar. Setelah ada yang bersedia , mahluk gaib itu akan di tarik dan dimasukan ke tubuh manusia sebagian mediumnya. Saat itu lah kegiatan introgasi dimulai.
Seusai introgasi, sebuah tim penyapu mesti mengecek kondisi peserta. Pasalnya perubahan perilaku ganjil bisa tidak disadari peserta." Mungkin saat itu, mahluk gaib itu telah merasuki tubuh peserta. Dan kami pun harus menetralkannya. Yang penting dari sebelum berangkat hingga selasai acara, mereka merasa nyaman," ujur Deri.

Meskipun kadang ada sesama peserta ada yang kesurupan, jumlah peserta ghost tour tidak pernah surut. Namun, itu tidak membuat wisata mistis berniat mematok harga demi meraup keuntungan. Sekertaris Komunitas Wisata Mistis Dady Setiadi Suarsa mengatakan, komunitas masih menampung antusiame penggemar jalan-jalan malam. Berbicara soal uang, peserta hanya dibebabani uang kas Rp. 2000. jika ada ekspedisi dipungut Rp. 5.000. untuk akomodasi narasumber. Biaya yang ditarik akan bertambah bila lokasi yang didatangi mengharuskan membeli tiket masuk. Di luar itu tidak.

Dady mengatakan, Komunitas ini ingin peserta memiliki pengetahunan baru dan bisa menghargai ala tanpa diselimuti ketakutan. Karena, ternyata banyak lokasi wisata di Bandung yang dipenuhi mitos keangkeran tapi tidak pernah dirawat. "misal kita datang ke satu tempat yang angker kini tak perlu lagi berpikir aneh-aneh,"katanya.

Bagi anda yang berminat untuk ikut dalam ghost tour yang digelar wisata mistis, cukup pantau kegiatan di http://wisatamistis.com. Toh, peserta tidak dibatasi asal bandung, Peserta non Bandung juga bisa bergabung asal akomdisi seperti penginapan ditanggung sendiri. kompenasasinya , mungkin anda tak akan lagi menemukan rasa biasa dari jalan-jalan siang, tapi sensasi luar biasa dijalan-jalan malam.(Dewiyatini/"PR")***

Pikiran Rakyat Edisi 24 Juni 2012

[Kolom Wisata Mistis] Wisata Mistis Menguak Mitos, Meluruskan Fakta


Opini.co.id- Wisata Mistis, nama yang sangat asing dan aneh di telinga kita. Jangan berfikir bahwa wisata ini tentang melihat hantu. Berawal dari forum Kas Kus Regional Bandung yang gemar berdiskusi seputar mitos-mitos yang dikaitkan dengan kejadian mistis maka terbentuklah Wisata Mistis. Awalnya Wisata Mistis ini pun hanya diikuti oleh mereka yang aktif di forum Kas Kus yang hanya berjumlah empat sampai lima orang tersebut, kemudian berkembang sampai saat ini mencapai hampir 70 orang anggota aktif. 

Visi dari Wisata Mistis ini adalah meluruskan mitos tentang tempat yang dianggap angker dan sering dihubungkan dengan kejadian-kejadian mistis. Wismis menyatakan bahwa kejadian-kejadian kecelakaan atau hal aneh pada kenyataannya sebenarnya tidak ada hubungan dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tersebut. Iman Abdulrohman kepada Opini mencontohkan kecelakaan yang sering terjadi di Jl. Siliwangi dan mitoskan akibat mahluk-mahluk gaib, faktanya kecelakan yang terjadi pada waktu malam di daerah tersebut lebih disebabkan karena faktor jalan yang kurang penerangan dan jalannya yang menurun memiliki tikungan yang tajam. Jadi Wismis bukanlah wisata untuk melihat hal yang gaib. "Bukan, kami bukan wisata untuk melihat hantu. Karena kami ada sisi edukasinya," ungkap Iman di sela-sela acara Car Free Day Dago beberapa waktu lalu. 

Selain meluruskan mitos, Wismis juga mengenalkan latar belakang sejarah tempat-tempat yang dianggap angker tersebut. Faktanya banyak tempat bernilai sejarah di Bandung ternyata tidak dikenal oleh masyarakat, semisal di Ciumbuleuit ada tempat yang pernah jadi peristirhatan Bung Karno. Tentang Mitos itu sendiri Iman mengatakan umumnya diciptakan oleh masyarakat secara turun temurun tanpa bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dan setelah anggota Wismis mengikuti program wisata yang diadakan Wismis, cenderung lebih paham dan tidak takut lagi dengan mitos tersebut. 

Wismis sendiri sudah eksis selama satu tahun dan saat ini melebarkan sayap ke wilayah Jambi, Sumatera, yang anggotanya tercatat sudah seribu orang dengan mereka yang aktif sebanyak hampir 80 orang. Sementara di Bandung sendiri seribu lebih anggotanya secara online dengan mereka yang aktif ikut berwisata malam hari sebanyak 60 orang. (Op-03/02) 09-01-2013

[Kolom Wisata Mistis]Rekreasi Mistis Bareng Wismis, Siapa Takut!

Bandung Terkini on September 18, 2013

Bandungterkini.com- Berwisata itu kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Tapi gimana jadinya ya kalau yang dijadikan objek wisata justru tempat-tempat beraroma mistis? Nah, bagi Sobat yang memiliki nyali besar untuk menjelajahi tempat-tempat angker, horor atau tempat yang mengandung mitos tertentu, tepat di sini ada komunitas yang bisa Sobat ikuti, Komunitas Wisata Mistis (Wismis). 

Komunitas yang didirikan tanggal 10 April 2011 ini, menjadi sebuah wadah perkumpulan bagi masyarakat Bandung khususnya yang memiliki kesamaan hobi dan minat bertualang, menginvestigasi dan meluruskan misteri-misteri yg beredar di Indonesia. 

“Awalnya sih dari jejaring sosial Kaskus banyak yang tertarik dengan tempat-tempat angker dan memiliki nilai sejarah. Terus kita adain kumpul bersama yang biasa disebut kongkow. Sampai sekarang anggota yang aktif sekitar 50 orang,” jelas Iman Abdulrahman, ketua dari Wismis. 

Ekspedisi yang merupakan kegiatan utama Wismis adalah penelusuran ke tempat-tempat yang dianggap punya aura mistik. Selain memaparkan keberadaan makhluk gaib, komunitas ini juga mengedukasikan sejarah dan mitos yang beredar di daerah setempat. 

“Tempat yang udah pernah dikunjungi Wismis sih udah banyak. Beberapa diantaranya Goa Pakar, Babakan Siliwangi, Taman Maluku, sekolah-sekolah di bandung dan masih banyak lagi,” tambah Iman. 

Yuliana Apsyahwati, sebagai salah satu anggota Wismis mengaku senang sekali bisa bergabung dan mengikuti ekspedisi. Baginya, kegiatan berwisata malam ini tidak sekedar menantang, tapi juga menyadarkan kita untuk lebih mendekatkan pada Yang Maha Pencipta. 

“Pertama kali denger Wismis sih serem, tapi tiba-tiba tertantang dan ketagihan ikut wisatanya. Dengan mengikuti Wismis kita jadi bisa saling menghargai perbedaan alam dan justru bikin kita lebih mendekatkan diri dengan Tuhan,” ungkap Mahasiswi ini. 

Belum lama ini Wismis akan segera menerbitkan buku perdananya mengenai tempat wisata misteri yang berada di sekitar Bandung dan sedang menggarap film ‘Wisata Mistis The Movie”. Tertarik buat gabung Wismis? Mari! (Regi/BandungTerkini).

[Kolom Wisata Mistis] Jelajahi Tempat Mistis Bareng Komunitas Wisata Mistis



BANDUNG, KACAMATASEJATI – Berwisata sudah menjadi kegiatan yang biasa dilakukan. Namun apa jadinya kalau yang dijadikan objek wisata tersebut justru tempat-tempat bernuansa horor? Nah, bagi Sobat Sejati yang memiliki nyali besar untuk menjelajahi tempat-tempat angker, mistis atau tempat yang mengandung mitos tertentu, Komunitas Wisata Mistis (Wismis) bisa menjadi rekomendasi yang tepat.
Komunitas yang berdiri pada 10 April 2011 ini, menjadi wadah perkumpulan masyarakat Bandung khususnya yang memiliki kesamaan hobi dan minat berpetualang, menginvestigasi serta meluruskan misteri-misteri yang beredar di Indonesia.
“Awalnya sih dari jejaring sosial Kaskus banyak yang tertarik dengan tempat-tempat angker dan memiliki nilai sejarah. Terus kita adain kumpul bersama yang biasa disebut kongkow. Sampai sekarang anggota yang aktif sekitar 50 orang,” jelas Iman Abdulrahman, ketua dari Wismis.
Ekspedisi yang merupakan kegiatan utama Wismis adalah penelusuran ke tempat-tempat yang dianggap punya aura mistik. Selain memaparkan keberadaan makhluk gaib, komunitas ini juga mengedukasikan sejarah dan mitos yang beredar di daerah setempat.
“Tempat yang udah pernah dikunjungi Wismis sih udah banyak. Beberapa diantaranya Goa Pakar, Babakan Siliwangi, Taman Maluku, sekolah-sekolah di Bandung dan masih banyak lagi,” tambah Iman.
Yuliana Apsyahwati, sebagai salah satu anggota Wismis mengaku senang sekali bisa bergabung dan mengikuti ekspedisi. Baginya, kegiatan berwisata malam ini tidak sekedar menantang, tapi juga menyadarkan kita untuk lebih mendekatkan pada Yang Maha Pencipta.
“Pertama kali denger Wismis sih serem, tapi tiba-tiba tertantang dan ketagihan ikut wisatanya. Dengan mengikuti Wismis kita jadi bisa saling menghargai perbedaan alam dan justru bikin kita lebih mendekatkan diri dengan Tuhan,” ungkap wanita yang berprofesi sebagai Mahasiswi ini.
Belum lama ini Wismis akan segera menerbitkan buku perdananya mengenai tempat wisata misteri yang berada di sekitar Bandung dan sedang menggarap film ‘Wisata Mistis The Movie”. Tertarik untuk gabung Wismis? Mari!. (Reg/KS) 10 januari 2014